Juara Olimpiade Matematika Butuh Bantuan
Terkendala Biaya Rp 50 Juta, Kgs Fakhri Rasyiid Ingin Kibarkan Merah Putih di Ajang Internasional
Kgs Fakhri Rasyiid, siswa kelas 8 SMPN 1 Muaraenim, terancam gagal mengikuti babak final ajang internasional World Mathematics Invitational 2018
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM- Meskipun bagi sebagian orang ilmu matematika adalah ilmu yang sulit untuk di pelajari dan di pahami tapi tidak bagi Fakhri.
Bagi siswa kelahiran Palembang, 24 September 2004 ini, atematika adalah ilmu yang paling ia sukai sejak duduk di kelas 5 sekolah dasar.
Baca: Sempat Seret Nama Ibu Untuk Kebohongan, Tetangga Beberkan Fakta Mencengangkan Lucinta Luna
"Awalnya saya ikut kompetisi OSN dan di tingkat kabupaten juara I dan mewakili Muaraenim melaju ke tingkat provinsi, namun saat melaju ke tingkat provinsi mungkin belum rezeki saya untuk menang, tapi ada hikmahnya sejak saat itu saya jadi mulai menyukai matematika, hingga jadi ketagihan ikut kompetisi demi kompetisi. Sebagian besar piala dan piagam prestasi yang saya miliki adalah di bidang matematika," kata Fahhri.
Dikatakan anak kedua dari pasangan Rini Yulinar dan M Tarmizi Ismail ini baginya matematika adalah bidang ilmu pasti yang mengasyikan untuk di pelajari.
Baca: Wakili Indonesia ke Korea Selatan, Kgs Fakhri Siswa Muara Enim Juara Olimpiade Butuh Bantuan
"Kalau di bilang hobi, ya, belum terlalu banyak pelajaran lain juga yang saya sukai, tapi kalau dihadapkan dengan soal matematika suka sudah sejak dari SD dulu," jelasnya.
Dikatakan Fakhri, karena matematika juga mengantarkan ia berhak mewakili Indonesia ke Seoul, Korea Selatan.
"Saya benar-benar ingin mengikuti babak final tersebut. Saya ingin mengibarkan bendera merah putih di sana dengan keluar sebagai juara, sehingga dapat mengharumkan nama sekolah saya, kabupaten, provinsi, dan negara saya ditingkat internasional," katanya.
Baca: Tak Hanya Pesbukers, Kini Giliran Brownies Trans TV Terancam Kena Sanksi Oleh KPI, Ini Penyebabnya
Sebagai persiapan Fakhri rutin mengikuti les matematika di Muaraenim dan Palembang.
"Mengikuti babak final dalam ajang tersebut adalah mimpi saya saat ini, dan untuk itu saya nekat untuk belajar dan berusaha semaksimal mungkin agar tidak mengecewakan semua orang," lanjutnya.
Ditambahkan Fakhri, ia memiliki cita-cita ingin menjadi Fisikawan kelak setelah dewasa.
Baca: Kabar Gembira Tahun Ini Uang THR Untuk Para PNS Makin Besar, Terungkap Segini Jumlahnya!
"Sebelumnya saya memiliki cita-cita ingin menjadi Gubernur Bank Indonesia, tapi setelah menyukai matematika cita-cita saya berubah, saya ingin menjadi fisikawan yang dapat menyelesaikan Hukum Medan Terpadu yang sebelumnya dikerjakan oleh Albert Einstein. Saya ingin melanjutkan perjuangannya dengan menyelesaikan Hukum Medan Terpadu tersebut," tuturnya.

Butuh Bantuan
Ironis. Kgs Fakhri Rasyiid, siswa kelas 8 SMPN 1 Muaraenim, terancam gagal mengikuti babak final ajang internasional World Mathematics Invitational 2018 di Seoul, Korea Selatan, karena tidak punya biaya.
Fakhri terpilih mewakili Indonesia setelah menyisihkan 350 peserta se-Indonesia.
Dia berhasil meraih medali emas dalam ajang World Mathematics Invitational (WMI) 2018 yang diselenggarakan American Mathematics Society, Organisasi Matematika Taiwan dan Asosiasi Evaluasi Murid Berbakat Korea.
Babak Final WMI 2018 dijadwalkan terselenggara di Kampus Universitas Yonsei Songdo, Seoul, pada 13-17 Juli 2018 mendatang.
"Kami tidak tahu harus mencari biaya kemana lagi, sedangkan awal Mei uang sebagai tanda jadi atau tidaknya berangkat ke Seoul Korea Selatan sudah harus disetor. Sampai saat ini kami belum ada biaya," kata Rini Yulinar, orangtua Fakhri.
Rini mengatakan, biaya transportasi dan akomodasi di Korea sekitar Rp 50 juta.
"Kemana kami harus mencari dana sebesar itu," ujarnya.
Baca: Ibu Asyik Belanja,Dua Anaknya Mainkan Pintu Kaca Toko,Tiba-tiba Hal Mengerikan Terjadi!
Fakhri memang punya bakat di mata pelajaran matematika.
Pada 2017 lalu, Fakhri berhasil menyabet Medali Perunggu dalam Southeast Asian Mathematical Olympiad (SEAMO).
Dua wakil Indonesia pada babak final 2017 di Vietnam, Mikhael Edwardo Lian Rustan dan Aisya Salasika Ardiningrum, kalah bersaing dengan pelajar China, Taiwan, dan Hongkong.
Tahun ini Fakhri yang akan mewakili Indonesia.
Dijelaskan Rini, anaknya mengikuti kompetisi menggunakan biaya pribadi keluarga.
Baca: Kabar Gembira Tahun Ini Uang THR Untuk Para PNS Makin Besar, Terungkap Segini Jumlahnya!
Namun impian Fakhri untuk berangkat dan mengikuti babak final dalam ajang tersebut terbentur karena keterbatasan biaya.
"Fakhri sudah banyak mencetak prestasi terutama di bidang Matematika dan selama ini kami tidak pernah minta bantuan pada pihak manapun setiap kali Fakhri mengikuti kompetisi semua biaya kami tanggung sendiri,tapi kalau untuk keluar negeri kami tidak sanggup, karena biayanya cukup besar," katanya.
Untuk itu Rini berharap akan ada pihak yang mau memberikan bantuan kepada Fakhri untuk mewujudkan mimpinya bertarung di tingkat internasional.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Muaraenim, Herry Candra, turut bangga atas prestasi yang dicapai anak didiknya tersebut.
Baca: Viral ! Pria Ini Hanya Habiskan 100 Ribu Untuk Makan Selama Setahun,Terkuak Beginilah Caranya !
"Fakhri memang punya kemampuan lebih di bidang matematika. Nilainya di sekolah saja kemarin 9,9 nyaris sempurna, kami turut bangga atas prestasi yang diraih Fakhri, hanya saja untuk mengikuti kompetisi ini orangtuanya terkendala tidak memiliki biaya," katanya.
Pihak sekolah berharap ada pihak yang bersedia membantu Fakhri mewujudkan impiannya tersebut.
"Mudah-mudahan impiannya berangkat ke Korea bisa terwujud dan di sana nanti Fakhri bisa mengharumkan nama Indonesia, Sumsel, Muaraenim dan SMPN 1 Muaraenim dengan keluar sebagai juara," pungkasnya.
(Tribun Sumsel/Ika Anggraini)