Berita Muaraenim

Pengangguran Tertinggi di Muaraenim Ada di Kecamatan Rambang Dangku

Tingkat pengangguran tertinggi di Kabupaten Muaraenim saat ini terpusat di kecamatan Rambang Dangku, Senin, (2/3).

Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM/IKA ANGGRAENI
Suasana musrenbang kabupaten Muaraenim 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Ika Anggraeni

TRIBUNSUMSEL.COM,MUARAENIM - Tingkat pengangguran tertinggi di Kabupaten Muaraenim saat ini terpusat di kecamatan Rambang Dangku, Senin, (2/3).

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bappeda Sumsel melalui Kabid infrastuktur  dan pengembangan kewilayahan Bappeda Provinsi Sumsel melalui kabid infrastuktur dan pengembangan kewilayahan,Ir Hendrian Achmad dalam kegiatan pembukaan Musrenbang Kabupaten Muaraenim tahun 2018 yang digelar di Hotel Grandzuri Muaraenim.

"Pengangguran tertinggi di Muaraenim terpusat di Kecamatan Rambang Dangku sebanyak 9700 orang," ungkapnya.

Dikatakannya berdasarkan basis data terpadu (BDT) yang diperoleh pihaknya dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel angka pengangguran di kabupaten Muaraenim meningkat sebanyak 3.31 persen.

"Dan Muaraenim dalam urutan ke 12 dari 17 kabupaten dan kota di sumsel, untuk di Sumsel pengangguran terbanyak ada di kota Palembang dan yang paling rendah ada di kabupaten OKU Timur," katanya.

Dikatakannya  tingkat pengangguran terbuka di sumsel saat ini hanya 4.39 persen dibanding nasional yang 5.50 persen.

Tak hanya itu saja lanjutnya, selain masalah pengangguran, untuk daerah yang tidak memiliki sumber mata air terlindungi di kabupaten Muaraenim juga terdapat di kecamatan Rambang Dangku.

"Ada sekitar 2.421 rumah tangga yang tidak memiliki sumber air bersih, dan kedepan kita berharap di kecamatan ini dapat segera mendapatkan air bersih secara keseluruhan," harapnya.

Sementara itu Camat Rambang Dangku, Edi Susanto membantah jika daerah yang ia pimpin tersebut merupakan daerah tertinggi tingkat pengangguran dan daerah yang tidak memiliki sumber mata air bersih.

"Kita tidak tahu data itu darimana, intinya selama ini ada 11 desa di kecamatan Rambang Dangku yang masuk dalam program pembuatan air bersih," jelasnya.

Dijelaskannya dari 11 desa tersebut, 5 desa diantaranya di biayai oleh APBD dan 6 desa di biayai oleh APBN.

" Itu untuk pembangunan Sumur Bor dan MCK 5 diantaranya desa Pangkalan Babat,Muara Niru,Aur Duri, Air Nau, Siku dan yang lainnya," katanya.

Selain itu lanjutnya kedepan pihaknya juga akan meminta kerja sama dua perusahaan yang beroperasi di wilayahnya yakni PT GHMMI dan PT TEL yang memiliki water intake untuk membantu warga di aliran sungai lematang mendapatkan air bersih melalui sistem perpipaan.

"Kalau untuk tingkat pengangguran sebenarnya peluang kerja di kecamatan rambang dangku cukup besar."

"Karena banyak perusahaan yang beroperasi dan hanya saja mungkin belum optimal,untuk itu kita minta perusahaan untuk dapat menprioritaskan masyarakat lokal dalam perekrutan tenaga kerja," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved