Berita Prabumulih

Richard Cahyadi Berang, Pembukaan Musrenbang, Banyak Pejabat Prabumulih Asyik Main HP dan Ngobrol

Pejabat Sementara (Pjs) Walikota Prabumulih, H Richard Cahyadi Ap Msi mendadak berang dengan jajarannya dalam kegiatan Musyawarah Rencana

Penulis: Edison | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Para pejabat Pemkot Prabumulih ketika menghadiri acara Mengembangda yang digelar Bappeda Prabumulih justru asik bermain handphone dan ngobrol. Musrenbangda itu digelar di aula Hotel Grand Nikita Prabumulih, Kamis (29/3/2018). 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Pejabat Sementara (Pjs) Walikota Prabumulih, H Richard Cahyadi Ap Msi mendadak berang dengan jajarannya dalam kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (Musrenbangda) kota Prabumulih di aula Hotel Grand Nikita, Kamis (29/3/2018).

Richard berang lantaran dalam acara tersebut banyak peserta yang merupakan pejabat lebih banyak ngobrol dengan suara keras.

Hingga sambutan disampaikan narasumber dari Pemerintah Provinsi tidak jelas terdengar.

"Sulit mendengarkan apa yang disampaikan antara yang berbicara di depan dengan suara di belakang."

"Apakah ini cara kita menghargai pembicara sehingga apa yang semestinya kita ketahui sebagai motor penggerak pembangunan jadi tidak ada gambaran," tegas Pjs Walikota dalam sambutannya.

Richard mengatakan, dirinya yang duduk di depan bersama unsur pimpinan daerah berusaha untuk menyimak apa yang disampaikan perwakilan Pemerintah provinsi Sumsel.

Tentang arah kebijakan pembangunan daerah namun susah lantaran suara pejabat sangat berisik.

"Jika para OPD (Organisasi Perangkat Daerah-red) tidak mendengarkan apa yang disampaikan."

"Bagaimana saudara mau membuat program yang singkron dengan apa yang disampaikan pembicara."

"Kami sibuk mendengarkan dan anda sibuk dengan kerja anda di belakang," katanya.

Pria yang sebelumnyamenjabat Kakan Kesbang Provinsi Sumsel ini menuturkan.

Jika hal itu sering dilakukan sudah sewajarnya jika kota Prabumulih selalu kekurangan data dan menggunakan data lama.

"Coba kita lihat dalam penyampaian indikator pencapaian pembangunan yang menggunakan data 2014, berbeda dengan data disampaikan di depan, tidak singkron," ujarnya.

Richard menjelaskan, dirinya juga menghimbau kepada seluruh kepala OPD, Camat, lurah dan kepala desa agar tidak menyampaikan rencana pembangunan berdasarkan kepentingan pribadi namun harus benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved