Berita Palembang

Kawasan Sekanak Palembang Bakal Disulap Seperti Braga di Bandung, Ini yang Akan Dilakukan

"Jadi kita ingin mengembangkan konsep wisata terpadu di Kota Palembang," ujar Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang, Isnaini Madani, Kamis (15/3).

TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO
BANGUNAN TUA - Suasana bangunan tua yang terletak di Jalan Sekanak, Palembang, Rabu (14/3/2018). Kawasan Sekanak ini akan dijadikan objek pariwisata Kota Tua di Palembang. 

Isnaini menyebut, untuk kawasan Sekanak bersolek ini konsepnya untuk menciptakan tempat yang sangat cocok bagi masyarakat yang hendak melakukan swafoto.

"Dengan kawasan warna-warni, belum lagi dengan adanya kampung mural, tentu ini menjadi tempat yang pas untuk foto selfie," katanya.

Namun, tak cukup sampai di situ.

Dinas Pariwisata juga tengah berusaha menyediakan perahu bagi masyarakat yang hendak berwisata sungai di kawasan Sekanak, mulai dari Jerambah Karang hingga Jembatan Sekanak.

Nantinya, masyarakat bisa menaiki perahu-perahu tersebut untuk berwisata air.

"Sekarang memang sudah ada warga yang menyediakan perahu ya, tapi yang datang harus dilengkapi dengan life jacket."

"Kita ingin menciptakan wisata sungai, kita ingin mengembalikan kawasan Sungai Sekanak ini seperti kota Venezia di timur," terangnya.

Adanya kawasan Jerambah Karang yang dicat warna-warni serta kawasan Kampung Mural Goedang Boentjit, tentu pasar Sekanak sekarang keadaannya sedikit kurang tertata? ini harus menjadi perhatian.

Untuk itu, guna menciptakan kawasan Sekanak Bersolek yang masuk dalam Kota Tua Sekanak Krihin, ke depan kawasan Pasar Sekanak ini akan ditata.

Selain itu, bangunan tua yang berada di kawasan tersebut juga nantinya akan ditata dan dicat.

"Memang gedung tua ini banyak kosong ya, untuk itu nantinya akan direvitalisasi, kita akan menggandeng pihak ketiga. Nah untuk Pedestriannya nanti Pemkot yang akan buat."

"Nantinya juga kita persilahkan bagi masyarakat yang hendak membangun kafe atau restoran di kawasan tersebut ya. Kita ingin menjadikan Sekanak ini seperti Braga di Bandung," jelasnya.

Tak hanya kafe dan restoran, Dinas Pariwisata juga mempersilahkan bagi pengusaha yang hendak membangun hotel di kawasan tersebut maupun masyarakat yang hendak menjadikan rumahnya tempat homestay.

"Kalau kita memang belum ada rencana membangun hotel, mungkin pihak ketiga. Tapi yang pasti ya, setelah kita lakukan perbaikan, masyarakat harus menjaga kebersihannya."

"Kalau kotor, tidak ada wisatawan yang mau datang. Rata-rata wisatawan itu datang dengan membawa uang Rp 2,5 juta-Rp 3 juta."

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved