Debat Cagub dan Wagub Sumsel
Debat Cagub dan Wagub Sumsel Berlangsung Seru, Saling Sindir Diselingi Tawa
Menurut Pakar Perkotaan dan Planologi, Yayat Supriyatna, seluruh pasangan calon belum ada yang berani menyinggung transportasi
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Debat publik pertama yang disampaikan oleh seluruh pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan periode 2018-2023 di Hotel Novotel, Rabu (14/3) malam, dinilai oleh panelis belum bisa menajamkan visi dan misi yang disampaikan.
Menurut Pakar Perkotaan dan Planologi, Yayat Supriyatna, seluruh pasangan calon belum ada yang berani menyinggung transportasi publik terutama LRT yang menelan dana puluhan triliun.
Namun secara gambaran umum, tema yang menyinggung tentang infrastruktur dinilai baik.
"Butuh inovasi dari pemimpin, misalnya LRT sesudah Asian Games itu bagaimana keberanian dalam menjalankan skema terutama pemanfaatan, tantangan Sumsel di situ."
Baca: Tiang LRT di Seberang Ulu Ini Tadinya Bersih dan Mulus, Besok Paginya Tiba-tiba Banyak Coretan
"Apalagi Palembang menjadi titik simpul masalah infrastruktur dan transportasi."
"Tidak ada yang menyinggung tentang kesejahteraan setelah adanya infrastruktur," katanya.
Ia menambahkan, bila terpilih nanti pemimpin Sumsel harus berani inovasi.
Pemda meyakinkan agar anggaran bisa dimanfaatkan untuk infrastruktur.
Adanya LRT tentu harus berani mengambil resiko, terutama biaya operasional.
Baca: Tepian Sungai Lematang Meluap, Foto Nenek Dievakuasi Warga di PALI Ini Jadi Viral
"Bisa triliunan juga biaya operasional LRT, jadi harus benar-benar dimanfaatkan keberadaan infrastruktur."
"Kalau saya melihat seluruhnya hanya pengandaian, ya, secara garis besar infrastruktur," kata Yayat.
Selain itu, memang untuk infrastruktur penyampaian dalam debat terbatas oleh waktu. Dan harus ada debat selanjutnya yang fokus terhadap infrastruktur.
Sebenarnya pada segmen 1 dan 2 pertanyaan yang disampaikan moderator adalah kumpulan pertanyaan dari panelis sesuai visi dan misi para paslon.
Baca: Sambil Bikin Pempek, Anita Ternyata Mengonsumsi Sabu, Katanya Biar Lebih Kuat
Namun, hasil yang disampaikan belum dirasa puas tapi tidak melenceng dari tema debat.
Tema tentang infrastruktur memang isu yang menarik bagi calon pemimpin, bagaimana memperbaiki dan mengandalkan dana.
Yayat mengungkapkan hanya satu paslon yang dinilai berani.
"Kurang detil, jadi butuh keberanian bagaimana hitung-hitungan setelah LRT dipakai pasca Asian Games, harus dihitung untung rugi, adanya LRT bagaimana bisa menambah ekonomi dan bagaimana bisa mengubah masyarakat memilih transportasi publik," jelasnya.
Untuk nilai, Yayat memberi nilai 7 kepada seluruh paslon.
Namun Yayat menilai lebih satu pasangan calon.
Senada juga disampaikan Panelis lainnya, Dr Febrian sekaligus Dekan Fakultas Hukum Unsri ini, debat yang disediakan KPU Sumsel tidak dimaksimalkan dengan baik.
Debat berlangsung yang menyampaikan visi dan misi untuk Sumsel sejahtera pun dinilai tersampaikan sebesar 70 persen oleh seluruh paslon.
"Ya ada pertanyaan panelis terkait visi dan misi yang disampaikan moderator, seluruhnya disampaikan naratif sesuai visi dan misi."
"Kalau saya menilai kurang puas, terutama terkait permasalahan hukum yang tidak disinggung oleh seluruh paslon," katanya.
Sementara, Prof Sirozi menjelaskan secara keseluruhan dinilai baik.
Terkait tema tentang ekonomi, infrastruktur serta reformasi birokrasi dan saling tanya jawab antar paslon bisa dinilai oleh publik yang menonton debat tersebut.