Sejarah Terciptanya Kacamata, Dulu Bentuknya Seperti ini, Orang yang Memakainya Dibikin Repot,

Penemuan teknologi kacamata berhubungan sangat erat dengan perkembangan kaca pembesar.

Editor: M. Syah Beni
Facebook
Sherli Djou 

Baca: Dibalik Rumah Mewah Roro Fitria,Para Tetangga Beberkan Fakta Mengejutkan Ini,Ternyata Pembantunya

Setelah menempelkan sambungan di batang hidung, sang pemakai harus terus memeganginya. Meski lambat laun sambungannya makin kuat, kacamata tersebut tetap dianggap berbahaya.

Berbagai macam percobaan dilakukan untuk menemukan cara terbaik dan teraman mengenakan kacamata.  Ada yang memasang lempengan logam panjang yang dipasang mulai dari batang hidung hingga ke bagian tengah kepala lalu turun ke bagian leher. 

Baca: Masih Ingat Sosok Gilang Kekasih Nabila Syakieb di Sinetron Cinta SMU? Begini Nasibnya Sekarang

Karena pemasangan yang rumit dan tidak praktis, kacamata itu pun tidak diminati. Model lain adalah dengan rantai kecil yang dipasang pada kedua sisi kacamata.  Kemudian rantai ini diikatkan di bagian belakang kepala, layaknya kacamata khusus bagi perenang atau pengendara sepeda motor. 

Ada lagi yang mengaitkan kacamata pada topi. Ini pun merepotkan, bahkan mengganggu, terutama saat harus membaca di dalam ruangan atau membuka topi untuk memberi salam. Akhirnya, ada orang yang cukup kreatif dengan memasang tangkai, sehingga kacamata dapat "berpegangan" pada telinga. 

Baca: Link Live Streaming Perebutan Juara ke-3 PSMS Vs Sriwijaya FC, SFC Buru Gelar Pelipur Lara!

Akhir abad XIV ketika kacamata mulai umum digunakan dan dianggap sebagai benda berharga, alat baca itu sering muncul sebagai aksesori subjek dalam lukisan.  Salah satunya adalah lukisan Paus Leo X yang dibuat oleh Raphael tahun 1517.

Perkembangan selanjutnya adalah saat berhasil ditemukannya kacamata bifokus, yang memiliki sekaligus lensa cembung dan lensa cekung dalam satu bingkai.  Tahun 1784 kacamata bifokus pertama di dunia dibuat oleh Benjamin Franklin - politikus, penulis, sekaligus ilmuwan Amerika.

Namun alat optik yang bisa membuatnya nyaman saat melakukan perjalanan, karena selain dapat menikmati pemandangan alam juga sekaligus membaca buku-buku kegemarannya, masih sederhana bentuknya. 

Baca: Dinyinyiri Haters Bayinya Meninggal Karena Karma, Marissa Nasution Langsung Lakukan Hal Tak Terduga

Setelah berhasil memisahkan kaca cembung dan cekung, ia memotong secara horizontal masing-masing lensa tersebut di bagian tengah.  Kemudian dengan dijepit oleh bingkai, potongan lensa cembung ditumpangkan di atas potongan lensa cembung.

Hingga tahun 1884 masih juga dihasilkan lensa bifokus yang dibuat dari potongan-potongan, meski sudah berperekat.  Barulah pada  tahun 1908 dan 1910 dikenal lensa cembung-cekung yang benar-benar menyatu dalam satu lensa. Materi lensa pun turut berkembang, yang mula-mula dari kuarsa, selanjutnya dibuatlah lensa kaca. 

Beberapa dekade terakhir, pilihan lensa pun makin beragam saat diperkenalkan lensa plastik.  Lensa ini lebih disukai karena ringan dan tidak mudah pecah. Perkembangan alat optik tak berhenti sampai pada  lensa plastik.

Baca: Ivan Gunawan Sering Berkoar Mau Nikahi Ayu Ting Ting, Komentar Mbah Mijan Ngena Banget

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved