Orangtua Susah Cari Uang di Dusun Buat Umroh, Novi Bingung Saat Abu Tour Palembang Menghilang
"Tas dan perlengkapan umroh sudah ada, tapi harusnya berangkat pada 28 Januari kini belum ada kepastian," katanya.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Panas terik tak menyurutkan calon jamaah yang sudah mendaftar umroh tapi tak kunjung berangkat. Mereka mendatangi Kantor Abu Tours di Jalan Inspektur Marzuki Pakjo, Jumat (9/2).
Hingga pukul pukul 14.30, kantor Abu Tour yang memiliki empat pintu dengan tiga lantai ini masih tertutup. Bahkan Kemenag Sumsel sempat menyegel kantor namun dilepas oleh pihak Abu Tour.
Masyarakat yang didominasi oleh ibu-ibu dan bapak lanjut usia ini hanya bisa terduduk lesu.
Mereka hanya menunggu kepastian apakah jadi berangkat dan uang bisa dikembalikan.
Ahmad Jon (70), salah satu calon jamaah umroh ini meminta diberangkatkan oleh Abu Tour. Sebab dirinya telah melunasi sejumlah uang sebesar Rp 18 juta.
"Tas dan perlengkapan umroh sudah ada, tapi harusnya berangkat pada 28 Januari kini belum ada kepastian," katanya.
Bukan hanya Jon, calon jamaah lainnya Tuti pun merasa tertipu. Kendati tidak diberangkatkan ia menginginkan uangnya kembali.
"Saya bayar Rp 20 juta, ya kalau tidak berangkat saya mau uang saya kembali," kata dia.
Tak berhenti disitu, calon jamaah terus memenuhi halaman parkir ruko yang dijadikan kantor Abu Tours.
Kedatangan masyarakat untuk mempertanyakan nasib keberangkatan ke Tanah Suci itu pun datang secara bergantian di Kantor Abu Tours sejak Jumat pagi (9/2).
Tak hanya bertanya, bahkan sejumlah jamaah mempertanyakan keberangkatannya kepada polisi yang menjaga dan kepada pihak Kemenag Sumsel yang sudah standby berada di halaman kantor tersebut dengan nada tinggi.
Tak sedikit pun diantaranya yang menangis meluapkan kekecewaannya. Lisa (50 tahun) dan suaminya, Fuad.
Keduanya berencana umroh setelah berhasil menjual tanah dan rumah pada April 2017 lalu.
"Kami dijanjikan berangkat bulan Maret ini. Tapi kaget saat membaca berita di koran-koran. Sebab kami sudah bayar Rp15 juta masing-masing untuk berangkat. Kecewa dan pilu kami mendengar kenyataan jika benar umroh ini fiktif," katanya.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengatakan, Polsek IB I yang menaungi wilayah Jalan Inspektur Marzuki Pakjo Palembang mengambil inisiatif penyegelan kantor bukan karena masuk tahapan penyidikan.
Hal itu lantaran demi mengamankan aset kantor tersebut, mengingat jumlah jemaah yang berdatangan semakin banyak demi mempertanyakan nasib keberangkatan umrohnya.
Pemasangan police line diketahui dilakukan sejak Kamis (8/2) pukul 18.00.
"Penyegelan itu adalah tindakan Kapolsek untuk mengamankan lokasi kantor. Itu bukan karena sudah masuk ranah hukum atau penyidikan," ungkap Wahyu.
Ia menerangkan, menurut laporan anak buahnya, sudah melakukan koordinasi dengan pihak Abu Tour untuk menutup kantor sementara.
Kepolisian membuat tanda dengan police line karena kantor Abu Tours tersebut merupakan cabang, sementara kantor pusatnya ada di Makassar.
"Kami menegaskan agar tidak ada salah arti, bahwa penyegelan kantor bukan karena sudah penyidikan, melainkan hanya pengamanan sementara saja," ungkap dia.
Pihaknya pun telah memerintahkan agar personil Polsek IB I dan juga menurunkan 1 regu dari Polresta Palembang untuk mengamankan kantor tersebut.
Hal itu karena kantor itu terus didatangi jemaah dan masyarakat yang mempertanyakan keberangkatan umrohnya.
"Kita ada pengamanan khusus tentunya. Jemaah datang itu karena ingin menanyakan konfirmasi keberangkatan. Sejauh ini tidak ada yang anarkis," kata dia.
Terkait dengan laporan dari jemaah, Wahyu menegaskan hingga saat ini baik di Polsek-Polsek ataupun Polresta sendiri belum diterima adanya laporan atau pengaduan umroh tersebut.
"Belum ada laporan yang masuk. Tentu kita mempersilahkan jika ada yang ingin melapor, datang ke SPKT. Jika nanti memang laporan banyak yang masuk, kita sediakan posko khusus. Jika ada yang merasa dirugikan silahkan datang dan melapor," terangnya.
Ditambahkan Kapolsek IB I Palembang, Kompol Masnoni, pihaknya melakukan penyegelan kantor sejak Kamis namun telah dibuka (dicabut) kembali oleh polisi pada Jumat siang (9/2) sekitar pukul 11.30.
"Hanya bersifat sementara. Kalau mau dibuka (pihak Abu Tours) silakan. Karena itu (penyegelan) bukan karena penyidikan. Penyegelan pun itu kita koordinasi dan sesuai kesepakatan dengan Abu Tours. Karena jika hanya ditutup Abu Tours maka jemaah yang datang akan merasa ditutup sepihak oleh pihak biro perjalanan," ungkap dia.
Ia mengaku, dari lapangan memang diketahui pegawai Abu Tours sempat takut untuk beroperasional seperti biasa.
Namun Polsek IB I sendiri sudah menurunkan 10 orang personil untuk menjaga kantor tersebut.
"Saya sempat menghubungi pihak Abu Tours di pusat untuk memastikan keberangkatan jemaah. Dan didepan jemaah yang datang, Abu Tours memastikan tetap akan memberangkatkan jemaah," terang dia.
Untuk laporan di Polsek IB I sendiri, Masnoni menegaskan hingga kini belum ada satu pun jemaah yang melapor.
"Posko sudah kami sediakan di Polsek IB I. Tapi memang belum ada yang melapor," pungkasnya.
Sabar Mak, Kito Tunggu be
Wajah Novi murung, sesekali linangan air matanya turun saat bersama dengan puluhan jamaah calon umrah lainnya mendatangi kantor Abu Tour Travel Umrah dan Haji Cabang Palembang di Jalan Inspektur Marzuki No 1616 Pakjo-Palembang, Jumat (9/2).
Novi Ulfa Safitri yang mengaku mendaftarkan orangtuanya ke Abu Tour untuk melaksanakan umrah mengaku sedih dengan apa yang terjadi saat ini.
Ia bingung bagaimana menyampaikan kepada orangtuanya yang ada di Mesuji Raya Desa Sumber Baru Kabupaten OKI.
“Orangtua belum tahu (belum jelas keberangkatan), saya selalu menutupi dan mengatakan ‘sabar mak, Kito tunggu be’. Aku cuma ngedem (diam) saja, bingung bagaimana menyampaikan,” katanya sembari menangis.
Novi mengaku mendaftarkan kedua orangtuanya di Bulan September dan sudah dilunasi dengan angka Rp 36 juta untuk dua orang.
Orangtuanya pun dijanjikan akan diberangkatkan pada Oktober 2017 lalu, namun hingga kini masih belum juga.
“Oktober tidak jadi, terus Januari ini tidak jadi juga sampai sekarang. Saya sedih, orangtua sudah susah cari uang di dusun. Kalau disini (Palembang) enak jalannya bagus, kalau di dusun tahu sendiri jalannya jelek,” ujarnya yang sesekali menyeka air matanya.
Dari Abu Tour pula, sambung Novi yang mengatakan akan mengusahakan tapi tidak ada kejelasan sehingga tidak tahu akan sampai kapan. Lama-lama uang itu juga akan hilang.
“Kalaupun mereka minta tambahan 5 persen untuk PPN seperti aturan sekarang, kami pasti akan sanggupi daripada uang itu tidak kembali sama sekali,” terangnya.
Mengapa harus Abu Tour? Novi mengatakan karena kantornya dekat rumah sehingga jika ada pengurusan tidak terlalu jauh, kebetulan rumah Novi berada di kawasan Pakjo.
“Selain itu bibi saya juga pakai jasa Abu Tour 2016 lalu dan terbukti berangkat sehingga kami juga tidak salah untuk pakai Abu Tour,” jelasnya.
Novi mengaku sementara akan melaporkan ini ke Kemenag Sumsel dan masih menunggu kepastiannya.
“Untuk laporan ke polisi belum, tapi kalau diperlukan segera kami laporkan,” ungkapnya.
Tak hanya calon jamaah, agen Abu Tour pula ikut mempertanyakan kepastian keberangkatan jamaah. Salah satunya H Edi yang mengurus 30 jamaah.
Sejak kemarin ia ingin bertemu dengan pimpinan Abu Tour bernama Ridwan, tapi dikatakan oleh staf bahwa Ridwan sedang sakit dan melakukan pengobatan di Makasar.
“Tapi kemarin juga dia (Ridwan) melakukan laporan di Polresta Palembang meminta kepolisian untuk mengamankan fasilitas Abu Tour dan itu ditandatangi oleh beliau sendiri. Artinya kan ini kita sudah dibohongi,” tambahnya.