Bukan Sekadar Memberitakan, Ini Tugas 'Super Berat' Media di Era Digital
Era digital dewasa ini telah merambah berbagai aspek kehidupan. Jika bicara spesifik mengenai digital, teknologi informasi
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Melisa Wulandari
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Era digital dewasa ini telah merambah berbagai aspek kehidupan.
Jika bicara spesifik mengenai digital, teknologi informasi dan komunikasi merupakan sesuatu yang paling digandrungi, terutama oleh kawula muda.
Media daring pun menjadi pilihan utama dalam mengakses informasi terkini.
Bahkan ada yang berspekulasi, ekspansi digital di bidang media daring secara masif, dapat menggerus keberaadaan media konvensional.
Namun menurut sejumlah praktisi media, hal ini tidak akan terjadi jika pelaku industri media dapat melakukan strategi untuk mempertahankan eksistensi media konvensional, dalam hal ini media cetak.
Social Media Specialist Tribunnews.com, Grid.id serta Bola.id, Yudi Thrizano mengatakan, lebih dari sekadar memberitakan, di sisi lain, media digital harus mampu berkontribusi terhadap kemajuan daerah.
"Baik buruknya konten berita digital, tergantung cara pengemasannya," kata Yudi saat workshop bertajuk 'How to Build your Business ini 2018, Driving Innovation' di lantai 5 ballroom Hotel Emilia Palembang, Rabu (20/12/2017).

Artinya, lanjut Yudi, berita positif yang dikemas negatif maupun sebaliknya, dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap peristiwa yang diberitakan.
Berita yang tersebar melalui digital, akan langsung tersampaikan kepada masyarakat tanpa bisa dihindari.
"Ini karena saat ini sebagian orang di dunia ini sudah melakukan interaksi melalui media digital," terangnya.
Dijelaskannya, menurut survei, jumlah penduduk di muka bumi mencapai 7,3 jiwa dan hampir separuhnya telah dijamah oleh media digital.
Di negara maju, kata Yudi, pertumbuhan jumlah pengguna sosial angkanya mencapai di atas 90 persen.
Sedangkan di negara berkembang, angka pertumbuhan pengguna medsos rata-rata baru separuh dari total populasi penduduk.
"Kalau di negara Jepang misalnya, (pertumbuhan pengguna medsos) sudah 90 persen lebih. Di Indonesia baru 34 persen, belum sampai separuhnya," paparnya.
Meski tergolong relatif rendah, pertumbuhan pengguna medsos khususnya di Indonesia akan terus bertambah.
Ini, menurut Yudi, dapat dimanfaatkan oleh media digital untuk menjaring pembaca sebanyak-banyaknya.
"Misalnya di Sumsel, penduduknya ada 10 juta jiwa. Kita bisa sajikan berita positif tentang pembangunan yang ada di Sumsel, kemajuannya, serba-serbi dan semuanya," kata pria kelahiran berambut gondrong ini.
"Sepeti Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, adalah dua portal beruta online yang paling sering dibaca rata-rata olwh sebanyak 500 ribu visitor perhari, itu dilihat dari platform digital," paparnya.
"Dengan jumlah penduduk Sumsel sebanyak 10 juta jiwa, media daring sangat berpotensi untuk menjaring pembaca sebanyak-banyaknya, namun tetap harus pada pedoman. Artinya, pengemasan berita harus menarik karena media diharapakan dapat berkontribusi terhadap Kemajun Daerah," jelasnya.
BACA JUGA:
Posting Foto Bareng Rossa, KD dan Isyana, Netizen Salfok Liat Tubuh Raisa, Eksotis Banget Ya !
HUT Ke 58, Ini yang Dilakukan Oleh PT Pusri
Kasih Hadiah Sederhana Ini ke Ultah Sang Adik, Chika Waode Banjir Pujian Netizen,Bikin Pengen