Minyak Mentah Mengalir dan Cemari Lingkungan di PALI, Ini Kata Pertamina

Terkait pompa minyak di sumur Abab 84 milik Pertamina EP Asset 2 Adera Field yang meresahkan warga.

tribunsumsel.com/ari wibowo
Pompa minyak di sumur Abab 84 milik Pertamina EP Asset 2 Adera Field tepatnya di wilayah Desa Betung Selatan Kecamatan Abab, ?mengeluarkan percikan minyak dan mengalir masuk rawa-rawa. 

TRIBUNSUMSEL.COM,PALI - Terkait pompa minyak di sumur Abab 84 milik Pertamina EP Asset 2 Adera Field yang meresahkan warga.

Humas Pertamina EP Asset 2 Adera Field, Adera Sutija tidak banyak komentar banyak karena menunggu hasil dari tim lapanan yang meninjau lokasi sumur Abab 84.

"Sekitar 1 jam yang lalu tim kita ke lapangan menuju sumur Abab 84, apa betul ada kebocoran pipa, sumur atau sebaliknya, nantilah kita menunggu hasilnya," kata Sutija, ketika dihubungi Tribun, melalui via handphone sekitar pukul 14.11, Kamis (14/12/2017).

Disinggung Tribun, terkait puluhan tahun minyak mentah mengalir di rawa-rawa dan mencemari lingkungan hidup setempat.

Sutija masih menunggu hasil dari tim lapangan.

"Nantilah, kita nunggu hasil dari lapangan," jelas Sutija, seraya menyampaikan pihak sedang berada di Prabumulih.

Resahkan Warga, Minyak Mentah Dari Sumur Abab PALI Ini Cemari Lingkungan

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Ariwibowo

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Pompa minyak di sumur Abab 84 milik Pertamina EP Asset 2 Adera Field tepatnya di wilayah Desa Betung Selatan Kecamatan Abab Kabupaten PALI meresahkan warga setempat.

Pasalnya percikan minyak mentah keluar dan mengalir dengan sendirinya masuk rawa-rawa di sekitar lokasi pompa minyak tersebut.

Bahkan ketika hujan turun, minyak mentah menyebar terbawa air hujan dan dinilai warga setempat menimbulkan pencemaran lingkungan karena flora dan fauna dalam rawa-rawa mati.

Kondisi itu, sudah berlangsung puluhan tahun, serta pihak perusahaan dalam upaya mengatasi masalah tersebut hanya membuat galian untuk menampung minyak mentah yang keluar dari percikan pompa minyak, setelah penuh kemudian hanya ditimbun tanah.

"Sudah puluhan tahun hal ini terjadi,dan pihak perusahaan tidak pernah koordinasi dengan pemerintah desa. Padahal imbas dari keadaan itu sangat mencemari lingkungan, warga sekitar yang biasa mencari ikan di sekitar rawa ini sudah jarang mendapatkan ikan karena airnya sudah tercemar," kata , kepala desa Betung Selatan Akhmad Lacony saat dijumpai di lokasi lapangan, Kamis (14/12/2017)

Lacony bersama warga setempat meminta pihak perusahaan untuk bertanggung jawab serta memperbaiki sistem penampungan percikan dari pompa minyak tersebut.

"Kalau hanya ditimbun, pastilah lingkungan tambah tercemar, kami sarankan rubah pola itu dan buat penampungan permanen kemudian setelah penuh angkut," jelas Lacony.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved