Breaking News

Menhub RI Budi Minta Pengerjaan Fisik LRT Palembang Rampung April 2018 Karena Jika Tidak

Dalam lawatannya ke Palembang, Minggu (10/12/2017) petang, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta

TRIBUNSUMSEL.COM - Dalam lawatannya ke Palembang, Minggu (10/12/2017) petang, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta PT Waskita Karya sebagai kontraktor, agar merampungkan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Palembang pada April 2018 mendatang.

Didampingi sejumlah petinggi dari PT Waskita Karya, di antaranya Direktur Operasional (Dirops) Adi Wibowo dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Suranto, Menhub Budi naik ke atas lintasan LRT yang berada di zona 5 atau dekat Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II.

Saat naik dan melihat pemandangan sepanjang jalur LRT, dengan menaiki sebuah troli, Menhub Budi meninjau jalur LRT di zona 5 yang seluruhnya sudah dipasang rel.

BACA JUGA:

Di Bawah Guyuran Hujan, Ratusan Pedagang Pasar Cinde Minta Ini Kepada Pemerintah

Bandingkan Penampilan Via Vallen Dulu dan Sekarang, Netizen Salfok Liat Kostumnya,Seksi Banget!

Terungkap ! Ternyata Ini Alasan Kuat Komedian Sule Keluar dari OVJ, Kecewa dengan Perkataan Inikah?

Setelah melakukan peninjauan selama beberapa menit, Menhub Budi mengatakan, pengerjaan fisik LRT Palembang harus selesai pada April 2018.

"Diharapkan paling lambat (LRT rampung) pada April tahun depan karena kita akan ujicoba terlebih dahulu sebelum dioperasikan," ujar Budi kepada wartawan.

Budi juga mengatakan, akan segera mendatangkan gerbong LRT dalam waktu dekat untuk dilakukan ujicoba.

"Gerbong LRT yang rencananya akan didatangkan pada Maret, kedatangannya lebih cepat dari rencana awal, bisa Januari atau Februari. Ini supaya kita tahu apakah ada hal hal tertentu yang harus diperbaiki," imbuhnya.

Untuk pengoperasian LRT selama Asian Games, lanjut Budi, masih akan kami dibicarakan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku operator, kontraktor PT Wakita Karya dan Pemerintah Daerah (Pemda) Sumsel.

Hal-hal spesifik yang perlu dibicarakan di antaranya mengenai pengelolaan, tarif dan Transit Oriented Development (TOD). 

Menurut Budi, untuk proyek LRT Palembang, sebenarnya tidak menemui kendala berarti. Ia menyebut bahwa pogres LRT pertama di Indonesia sejauh ini sudah 77 persen dan diharapkan pada akhir tahun ini mencapai 80 persen.

"Kendala tidak ada, namun untuk pengerjaannya memang harus dipercepat," tegas mantan Direktur Angkasa Pura ini.

Untuk tarif LRT, lanjut Budi, dipatok di kisaran Rp 5 ribu dan tarif tersebut menurutnya sudah termasuk subsidi. 

"Tapi simulasi tarif LRT ini akan kita detailkan. Kita akan umumkan tarif itu ke publik nantinya. Yang jelas, tarif LRT harus sama dengan angkutan umum. Karena kalau tidak, orang tidak mau naik (LRT) kalau kemahalan," paparnya.

Sebelum rampung dan resmi beroperasi, kata Budi, LRT akan diasosiasikan pada masyarakat Palembang

Bagi pria berkacamata ini, naik angkutan massal dalam hal  ini kereta api, adalah sebuah lifestyle (gaya hidup). Sehingga, butuh suatu pengetahun untuk membangun suatu kesadaran untuk menjadikan LRT sebagai pilihan utama moda transportasi masa depan.

"Kita harus memandang ke situ. Kota Medan, Bandung dan Solo saat ini tengah melakukan studi kelaikan pembangunan LRT. Kota Palembang beruntung mendapatkan satu fasilitas (berupa LRT) sebelum kemacetan terjadi di kemudian hari," jelasnya. 

"Jadi, lifestyle ini (naik moda transportasi massal) harus kita tumbuhkan sehingga Insya Allah nanti dengan adanya LRT ini tumbuh suatu budaya masyarakat menggunakan LRT dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Cara kita melakukan pergerakan di perkotaan agar ini menjadi budaya baru," imbuh pria asli Palembang ini.

Budi menambahkan, untuk moda transportasi massal yang terintegrasi dengan LRT, di kota Palembang sendiri masih memanfaatkan armada bus. Untuk pengadan moda transporatsi darat lainnya hingga kini masih dalam pembahasan.

Saat Asian Games nanti, menurut Budi, LRT tidak hanya digunakan para atlit yang akan bertanding, namun juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. 

Dirinya berharap, 13 stasiun LRT dapat beroperasi secara bersama pada Juni 2018 mendatang.

"Saya juga minta konektivitas antara bandara dan LRT agar segera dilaksanakan dengan baik. Berkaitan dengan LRT, jumlah penumpang yang akan datang (ke bandara) yang menggunakan LRT, kita harus tahu persis. Nanti akan ada semacam riset untuk jumlah perkiraan penumpang yang akan meggunakan LRT," tutupnya.

Menjawab permintaan Menhub Budi terkait ujicoba LRT, Direktur Operasional (Dirops) Waskita Karya, Adi Wibowo mengatakan, pihaknya akan menyiapkan 3 stasiun LRT untuk diujicoba pada Februari tahun depan.

Sementara untuk pengerjaan fisik LRT diatergetkan rampung 100 persen dua bulan setelahnya atau pada April tahun depan. Penyelesaian fisik LRT selain jalur atau lintasan, juga termasuk pemasangan instalasi listrik, lampu penerangan jalan dan lain-lain.

"Yang mungkin tidak bisa selesai 100 persen yakni stasiun. Paling (sedikitnya) ada lima dari 13 stasiun yang siap dioperasikan pada Juni nanti," kata Adi Wibowo.

Stasiun yang kemungkinan akan siap beroperasi sebelum Asian Games yakni Stasiun Bandara SMB II, Stasiun OPI  Mall, Stasiun Palembang Icon (PI), Stasiun Pasar Cinde dan Stasiun Pasar 16. 

Dilanjutkan Adi, saat ini progres proyek LRT telah mencapai 77 persen. Diharapkan, pada Desember mendatang progresnya mencapai 80 persen.

"Sekitar 26 dari 46 kilometer total panjang lintasan LRT yang dua jalur itu sudah selesai dipasang. Pemasangan rel ditargetkan selesai semuanya pada April 2018. Untuk ujicoba pertama LRT nanti Maret dan ujicoba keseluruhan pada Mei atau Juni," jelasnya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Waskita Karya, Suranto menjelaskan, LRT Palembang memiliki panjang jalur 23, 4 kilometer dengan lebar jalur 1067 milimeter dan kecepatan konstruksi yakni 100 kilometer perjam.

Jalur LRT terdiri dari 13 stasiun, 1 depo di zona 1 dan 9 gardu traksi. Dengan adanya LRT diharapkan dapat mengurangi kemacetan di kota palembang sebesar  lima puluh persen.

"Jika biasanya waktu tempuh dari Jakabaring menuju Bandara SMB II bisa mencapai 1,5 hingga 2 jam, dengan adanya LRT, perjalanan darat bisa ditempuh hanya 45 menit menggunakan LRT," jelas Suranto.

Penulis: Weny Wahyuni

Video: Agung Dwipayana

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved