Fakta Gunung Agung dalam Catatan Lontar Bali yang Jarang Diketahui, Letusan Dahsyat Tahun 1711
Gunung Agung selama ini hanya diketahui sempat meletus sebanyak empat kali dari tahun 1808, 1821, 1843, dan 1963.
Dalam pemaparan materinya, Sugi Lanus menyampaikan catatan Gunung Agung dalam lontar melalui sebuah draf yang dikemas agak ilmiah.
Dari draf yang ia paparkan, dijelaskan tiga poin catatan tentang Gunung Agung, baik dari sisi mitologi, dan kosmologi, terkait sejarah tradisional, dan tentang catatan letusan Gunung Agung tahun 1963 menurut pandangan pendeta.
Secara mitologi, Sugi Lanus memaparkan bahwa dari beberapa lontar yang ia amati.
Banyak dibahas tentang Gunung Agung dan Gunung Batur adalah potongan dari puncak Gunung Mahameru di India.
Dalam naskah tantu pagelaran, kata Sugi Lanus, disebutkan bahwa puncak Mahameru dibawa ke Jawa untuk menenangkan Pulau Jawa.
Sedangkan dalam naskah Usana Bali --yang merupakan naskah yang dikarang di Bali, menyebutkan bahwa puncak Mahameru dibawa ke Bali untuk menenangkan Bali yang bergoyang-goyang seperti daun mengambang di tengah lautan.
"Yang paling banyak dibahas dalam lontar itu bahwa Gunung Agung adalah potongan dari Gunung Mahameru. Jadi satu ujungnya menjadi Gunung Agung dan satunya menjadi Batur. Itulah yang membuat Bali menjadi tenang," papar akademisi, sekaligus budayawan ini.
Sedangkan, secara kosmologi Bali, Sugi Lanus memaparkan bahwa mandala gunung di Bali adalah Caturlokaphala, yang berhelai empat.
Pada posisi timur terdapat Gunung Lempuyang (kahyangan Bhatara Ghnijaya), posisi barat Bali terdapat Gunung Bratan (kahyangan Bhatara Watukaru), di utara Bali tedapat Gunung Mangu (kahyangan Hyang Danawa), dan di selatan Gunung Andakasa (kahyangan Hyang Tugu).
Semua itu sebagai ‘lingga’ atau ‘titik api puja’ para pamangku dan para suci yang terpilih untuk mendoakan semesta berporos di Gunung Agung dan Gunung Batur.
"Jadi Bali ini dikelilingi oleh empat puncak kosmologi. Semua sangat tua. Sentralnya adalah Gunung Agung," kata pria kelahiran 1972 itu.
Dari tiga babad, yaitu babad gumi (versi lontar Pusdok dan salinan Kirtya 719/3.Va ), babad tusan (versi salinan Kirtya 4916/Va dan 1443.Va), dan kalawasan (versi salinan Kirtya 6476/IIIb, 3049/IIIb, 3578/IIIb, 6789/IIIb).
Tercatat persitiwa yang menyinggung soal peristiwa Gunung Agung dan Gunung Batur.
Di antaranya mulai pada tahun 189, yang mana pada saat itu tercatat Gunung Agung mulai ditegakkan.
Sedangkan, awal Gunung Agung mulai beraktivitas mengeluarkan letusan tercatat pada tahun 1002.