Fakta Gunung Agung dalam Catatan Lontar Bali yang Jarang Diketahui, Letusan Dahsyat Tahun 1711

Gunung Agung selama ini hanya diketahui sempat meletus sebanyak empat kali dari tahun 1808, 1821, 1843, dan 1963.

Instagram
Aktivita Gunung Agung 

Waktu itu, Sungai Unda (Tukad Unda) diceritakan sempat dialiri lahar Gunung Agung.

Selanjutnya setelah tahun 1002, dari tiga babad tersebut juga mencatat belasan peristiwa di Gunung Agung.

Serta dua peristiwa di Gunung Batur, baik soal aktivitas letusan, dan di luar peristiwa letusan.

Di antaranya tercatat pada tahun 1089, 1543, 1615, 1616, 1665, 1695, 1683, 1705, 1711, 1715, 1784, 1820, 1904, 1905.

Berdasarkan hasil penelitiannya terhadap tiga lontar itu, Sugi Lanus menjelaskan bahwa di antara rentang tahun tersebut, yang paling banyak disebutkan adalah tahun 1711.

Itulah sebabnya, ia berani menduga bahwa pada tahun tersebut Gunung Agung meletus dengan sangat dahsyat.

Disebut menyerupai letusan 1963.

"Dalam sejarah modern, kan tahun 1963 yang paling besar. Tapi dalam naskah itu 1711 itu besar sekali. Memang tidak secara rinci di lontar itu. Tapi Itu yang banyak disebutkan dalam beberapa lontar, berarti kan waktu itu mempunyai tingkat popularitas peristiwa," kata pria bergelar doktor itu.

Dari catatan lontar yang dipaparkan, pada tahun 1711, terjadi peristiwa banjir panas dari puncak Gunung Agung.

Waktu itu, dalam catatan lontar, banjar panas atau aliran lava menewaskan warga Bukit, Cahutgut, Bantas, dan Kayuaya.

Semua warga yang tinggal di sana waktu itu tercatat meninggal karena aliran lava.

Namun dalam lontar itu tidak dirinci berapa jumlah warga yang tewas, dan sebagainya.

Selain mengenai letusan Gunung Agung, dan Gunung Batur, Sugi Lanus juga menceritakan bahwa dari tiga lontar yang ia amati dan teliti juga banyak bercerita tentang dinamika sosial, pendirian pura, atau candi, atau tempat peribadatan, soal pemberontakan, soal raja, dan soal bencana-bencana alam yang terjadi di Bali, serta peristiwa kemanusiaan.

Selain itu, Pendiri Masyarakat Hanacara ini juga mengungkapkan bahwa apa yang dipetakan oleh Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM tentang kawasan rawan bencana itu juga sebelumnya telah terekam dalam catatan lontar.

"Pemetaan yang dilakukan dinas terkait sudah luar biasa bagusnya. Ini daerah-daerah yang terindikasi yang akan terkena itu juga disebutkan dalam lontar. Sehingga bisa menjadi pelajaran bersama, mengkonfirmasi bahwa apa yang dipetakan oleh dinas terkait itu sudah terjadi sebelumnya," terang Sugi Lanus.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved