Muda dan Berkarya Membangun Daerah Hingga Raih Penghargaan
Saat ini kata Kuryana, patut bersyukur atas apa yang sudah dilakukan oleh Para Pemuda Indonesia yang telah melahirkan sumpah pemuda.
TRIBUNSUMSEL.COM,BATURAJA - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengelar Upacara Sumpah Pemuda ke 89 tahun 2017.
Kegiatan dipusatkan di halaman kantor Pemda Setempat, Jumat (27/10). Bupati OKU, Drs H Kuryana Azis bertindak sebagai Inspektur Upacara.
Pada kegiatan itu, tiga pemuda pelopor mendapat penghargaan piagam dan piala.
Ketiganya dinilai sebagai pemuda pelopor yang mampu mengembangkan berbagai bidang.
Yakni mengubah ban bekas menjadi kursi mebel dan makanan olahan berupa kue coklat hasil karyanya sendiri.
Bahkan kata Kepala Bidang (Kabid), Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Iwan Setiawan ada seorang pemuda bernama Imam mampu membuat yayasan pendidikan.
Atas upaya yang dilakukan itu mereka, diperingatan hari sumpah pemuda ini mendapat penghargaan berupa tropi dan piagam.
"Ketiga pemuda pelopor itu yakni, Juara 1, Nopanda SE. Juara 2, Imam Fikri Saputra SH dan Juara 3,Tri wahyuni," kata Iwan.
Pemuda pelopor ini, kata Iwan sudah dilakukan pendataan dan biodatanya sudah dikirim ke pihak provinsi.
Antara lain untuk mengikuti pemuda pelopor tingkat provinsi dan nasional.
Disamping itu ia menjelaskan, sebenarnya di OKU ini banyak pemuda pelopor yang memiliki karya.
Namun kendalanya, terkait administrasi. Sebab masih ada yang belum memiliki izin atas usaha yang mereka lakukan.
"Ini yang menjadi kendala saat ini. Kita sarankan ke depan pemuda pelopor yang memiliki karya mendaftarkan izin atas usaha yang mereka lakukan," ucapnya.
Sementara itu, Bupati OKU Drs Kuryana Azis yang membacakan secara langsung sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), berpesan agar para pemuda tetap semangat dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
"Melihat sejarah pada kongres sumpah pemuda kedua, banyak pemuda pemudi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Belum lagi berbicara perbedaan agama, suku, bahasa, adat yang berbeda. Namun, faktanya hal itu tidak menjadi sekat bagi para pemuda Indonesia untuk bersatu demi cita-cita besar Indonesia," katanya.