Ngeri, Sama-sama Bawa Parang, Duel 2 Lawan 1 Berujung Tewasnya Abdul Qadir

Penganiayaan terhadap korban baru berhenti ketika korban tidak berkutik dan bersimbah darah.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: M. Syah Beni
Tribunsumsel.com/ Agung Dwipayana/ Ilustrasi

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Abdul Qadir Jaelani (37) atau akrab dipanggil Kadir tewas bersimbah darah di dekat halaman Transmart Studio Palembang, Minggu (22/10/2017) sekitar pukul 14.00 WIB.

Korban yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan di Lumban Tirta ini meregang nyawa di tangan dua orang tidak dikenal.

Preman Meninggal
Korban pembunuhan (Tribunsumsel.com/ Agung Dwipayana)

Menurut I, saksi mata yang menyaksikan peristiwa pembunuhan tersebut, awalnya datang dua orang kepada korban yang masing-masing membawa senjata tajam (sajam).

Begitu bersua, korban dan kedua pelaku terlibat cekcok sehingga terjadilah perkelahian dua lawan satu tersebut.

"Korban (Kadir) juga bawa parang. Waktu perkelahian itu, korban jatuh ke tanah dan di situlah kedua tersangka menusuk-nusuk korban pakai parang, ada yang nebas juga," ungkap I yang mengaku berada persis dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Dikatakan I, saat perkelahian berlangsung, banyak warga yang menyaksikan, namun tidak ada satu pun yang beranjak untuk melerai.

Penganiayaan terhadap korban baru berhenti ketika korban tidak berkutik dan bersimbah darah.

"Pas korban terkapar, kedua pelaku semakin menjadi-menjadi menusuk korban dengan parang. Karena tidak tahan lihat kejadian itu, terus saya teriak minta tolong dan kedua pelaku kabur naik motor," kata I

Setelah kedua pelaku kabur, lanjut I, warga baru bergegas menyelamatkan korban yang kritis.

"Pas selesai, warga baru datang. Saya peluk (korban) pas berdarah-darah itu. Baju saya masih ada darahnya pas siang tadi," beber I.

Korban pun langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Benteng.

Namun sesampainya di RS, nyawa korban tidak tertolong.

I mengaku mengenal baik almarhum.

Sebelumnya, I belum pernah menyaksikan almarhum terlibat keributan dengan siapapun di lokasi tersebut.

"Makanya pas ada dua orang pelaku itu, saya tidak kenal, tidak tahu siapa mereka. Tahu-tahu langsung cekcok dan berkelahi," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Abdul Qadir Jaelani bin Ahmad Syarkoni atau biasa dipanggil Kadir, tidak dapat diselamatkan lagi.

Pria yang bekerja sebagai petugas keamanan Lumban Tirta kota Palembang tersebut diduga dikeroyok puluhan orang yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya.

Menurut kakak korban, Muji, dirinya mengetahui peristiwa yang menimpa adiknya pada pukul 14.00.

"Dengar kabar dari tetangga bahwa adik saya dikeroyok puluhan orang tidak dikenal di depan Transmart, Jalan Radial. Sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Benteng, tapi almarhum meninggal di sana," terang Muji saat ditemui di rumah duka di Jalan Batu Nilam, Gang Masjid nomor 147, RT 18, Kecamatan Ilir Barat 1, Minggu (22/10/2017).

Muji sendiri mengaku tidak mengetahui pasti latar belakang terbunuhnya adiknya tersebut.

Menurutnya, Kadir merupakan sosok yang memiliki banyak relasi dan mudah bergaul.

"Namanya juga di lapangan, kita tidak tahu apa yang terjadi. Saya kerja, keluarga juga kerja, kita tidak tahu," ujarnya.

Meski terpukul dengan kepergian almarhum, menurut Muji, keluarga ikhlas dengan kepergian almarhum dan tidak akan membawa kasus ini ke ranah hukum.

"Kami ikhlas karena mungkin memang ini sudah jalan almarhum," kata Muji tampak tegar.

Rencananya, almarhum akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Puncak Sekuning, besok Senin (22/10/2017)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved