Baru Lahir Balita Ini Langsung Divonis Tiga Penyakit Mematikan Sekaligus, Kondisinya Bikin Iba
Menurut Parsinem, sebelum melahirkan putranya yang kedua dirinya merasakan tanda-tanda keanehan pada kehamilannya.
Terakhir ia membawa Ahmad ke RSU dr Soetomo Surabaya, Februari 2017.
Usai diperiksa, dokter di rumah sakit itu meminta agar Ahmad dibawa lagi ke Surabaya tiga bulan kemudian.
Namun lantaran masalah biaya transportasi dan akomodasi, Parsinem tak mampu membawa Ahmad lagi ke RSU dr Soetomo Surabaya.
Pasalnya biaya transportasi dan tempat menginap di Surabaya tinggi.
Bila mengandalkan penghasilan suaminya yang kerjanya serabutan maka tidak akan mencukupi untuk menanggung biaya transport dan menginap.
"Suami saya saat itu belum bekerja di Kalimantan. Sehari-harinya hanya mengandalkan penghasilan dari kerja buruh tani yang tidak menentu," ungkap Parsinem.
Meski serba kekurangan, Parsinem terpaksa mengikuti program BPJS Kesehatan secara mandiri.
Setiap bulannya, dia membayar iuran sebesar Rp 102.000.
Kini menjelang usia tiga setengah tahun, kondisi Ahmad makin memprihatinkan.
Saat ditemui di rumahnya yang berlantaikan tanah, nampak jemari tangan kanan Ahmad hanya mempunyai satu jari, yakni jari telunjuk.
Sedangkan jemari tangan kirinya hanya memiliki dua jari berbentuk jempol dan telunjuk, dan membentuk seperti huruf V ke atas.
Selain itu ditemui benjolan kecil yang tumbuh pada lengannya.
Meski baru berumur tiga tahun, bulu mata Ahmad tampak panjang dan lentik.
Sedangkan alis matanya tampak seperti menyambung menjadi satu.
Saat bertemu dengan orang yang belum dikenal Ahmad sering menangis.