Satu Keluarga Tewas di Lubuk Linggau
Satu Keluarga Meninggal di Hari Jumat, Terungkap Begini Perlakuannya Pada Tetangga
Tanpa curiga Bambang langsung mengetuk pintu rumah Candra. Namun setelah berulang kali diketuk tidak
Penulis: Eko Hepronis | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU- Meninggalnya pasangan suami istri Candra dan Elisa (38) serta dua anaknya Fahri Niza Rullah (10), dan Afif Wahyu Ramadan membuat heboh warga.
Satu keluarga ini diduga keracunan asap genset di Jalan Mandala, RT 01, Kelurahan Ulak Lebar, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Jumat (6/10).
Berdasarkan informasi dihimpun kejadian bermula Jumat (6/10) sekira pukul 07.00 WIB saat Bambang adek ipar Candra datang untuk mengambil peralatan bekerja.
Sesampainya di rumah Candra, Bambang menemukan rumah masih dalam keadaan terkunci.
Tanpa curiga Bambang langsung mengetuk pintu rumah Candra. Namun setelah berulang kali diketuk tidak ada sautan dari dalam rumah.
Bambang pun merasa curiga lalu coba mengintip dari jendela depan dekat pintu.
Saat ia mengintip Bambang sangat terkejut dan melihat di dalam rumah banyak bekas muntahan. Merasa curiga Bambang pun langsung memanggil tetangga sekitar untuk sama-sama mendobrak pintu rumah Candra.
Bambang pun langsung mengambil linggis dan langsung memecahkan kaca bersama warga saat mereka masuk mereka menemukan satu keluarga itu sudah tidak bernyawa.
Saat ditemukan Candra tertelungkup antara pintu kamar dan ruang tamu.
Sedangkan Elisa ditemukan tertelungkup dengan di dapur dengan posisi dekat kulkas.
Sementara Fahri ditemukan dekat bapaknya sementara Afif ditemukan berada dalam kamar.
"Usai menemukan itu kita langsung memanggil RT dan memanggil pihak kepolisian untuk membawanya kerumah sakit, kita juga langsung memanggil pihak keluarga," Kata Bambang.

Orang Baik dan Taat Ibadah
Yanto tetangga Candra yang tinggal di depan rumahnya merasa tidak percaya, jika tetangga yang baru ia kenal satu bulan terakhir akan meninggal dengan cara yang cukup tragis.
Pasalnya selama satu bulan mengenal Candra, Candra sangat baik dan ramah kepada para tetangga.
Bahkan tak jarang setiap bertemu tetangga Candra dan Istrinya tak segan-segan menegur lebih dahulu.
"Mereka baru satu bulan pindah ke Ulak Lebar ini. Dari mereka pindah mereka sangat baik kepada para tetangga, kadang sore ketemu kami sering ngobrol," kata Yanto.
Selain itu, Candra dikenal taat ibadah, salat lima waktunya selalu full.
Bahkan ketika memasuki waktu salat dia selalu pergi ke masjid untuk salat berjamaah bersama warga lainnya.
"Kami bertemu kemarin pak Candra akan pergi ke masjid," kata yanto.
Ketika ditanya kapan, Candra menghidupkan Genset, Yanto mengatakan tidak tahu persis kapan Candra menghidupkan Genset, namun Kamis malam PLN sempat melakukan dua kali pemadaman, pertama padam pukul 08.00 WIB dan kedua pukul 12.00 WIB.
"Mungkin saat mati lampu itu mereka sekeluarga menghidupkan genset. Tapi baru ketahuannya tadi pagi setelah adik iparnya Bambang datang mau bekerja seperti biasa melihat pintu masih terkunci," ucap Yanto.
Waka Polres Lubuklinggau, Kompol Andi Kumara mengimbau kepada masyarakat kota Lubuklinggau agar hati-hati dalam menghidupkan genset.
Andi meminta kejadian semacama itu untuk dijadikan pelajaran, jangan sampai menghidupkan genset didalam ruangan yang tertutup.
"Masyarakat harus hati-hati, apabila ruangnya tertutup harap jendela atau fentilasinya dibuka, supaya uap dari dari CO itu bisa keluar dan tidak bahaya," kata Andi usai menghadiri pemakaman keempat korban.
Untuk penyebab pasti mereka meninggal belum bisa dipastikan apa penyebabnya.
Namun dugaan sementara keempat korban meninggal dunia, karena terlalu banyak menghirup karbon monoksida (CO) yang dikeluarkan oleh asap genset dirumanya.
"Barang Bukti (BB) yang diamankan dari rumah korban yakni satu buah Genset merek Yamaha Star warna kuning, dalam keadaan kehabisan minyak, pakaian para korban, dan piting colokan listrik," ungkap Andi.
Usai mengamankan BB dan memeriksa sekeliling rumah bercat hijau muda itu, petugas langsung memasang police line guna pemeriksaan lebih lanjut.
Mimpi Ditegur Chandra
Ayah Candra Hasan Hamzah mulanya tidak mengetahui jika putra itu telah meninggal dunia dengan cara yang tragis.
Hasan menuturkan mulanya ia mendapat kabar jika putra keduanya hanya mengalami sakit biasa dan terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan.
Sesampainya ia dirumah sakit pihak rumah sakit memberi tahu kalau Candra itu dirawat di kamar jenazah. Tiba di kamar jenazah ia terkejut bukan kepalang, saat melihat anak dan menantunya serta dua cucu kesayangannya sudah terbujur kaku meninggal dunia.
"Saya sempat shock tapi mau bagaimana lagi karena sudah bagiannya, jika harus meninggal dengan cara demikian terpaksa kita menerimanya," ungkap Hasan berkaca-kaca.
Hasan Bercerita, pada Jumat (6/10) dinihari sekira pukul 12.00 WIB, ia bermimpi bertemu dengan Candra yang datang kerumahnya. Saat itu Hasan sedang mau makan menggunakan sayur telor. Hanya saja piring yang ia gunakan dalam keadaan gompel.
"Saat sedang bawa nasi dikanan dan teh dikiri tiba-tiba Candra datang langsung masuk ke dalam rumah. Tak berapa lama dia (Candra) menghampiri saja lalu menegur makan apa pak, seketika itu saya terbangun," kata Hasan.
Ketika terbangun Hasan sempat melihat jam, dan ternyata baru pukul 12.00 WIB, "Saya tidak menyangka sama sekali kalau saya bermimpi semalam adalah pertemuan terakhir saya dengan Candra,"ujarnya.
Hasan mengatakan, jika Candra meninggalkan empat orang anak, yang pertama bernama Nadia, lalu yang kedua bernama Melinda, sedangkan yang ketiga dan keempat adalah Fahri dan Afif.
"Nadia baru tamat sekolah, Melinda sekarang mondok di Gontor, sedangkan dua yang meninggal itu memang tinggal dirumah mereka," kata Hasan.
Sementara, Bambang (37) adik ipar Candra, menambahkan jika dirinya tidak ada firasat apa pun, hanya saja kemarin saat mereka bertemu sebelum ia pulang, kakak ipar dan ayuknya itu menyuruh mereka untuk tidak membawa nasi.
"Mereka kan rajin puasa, katanya hari ini mereka lebaran jadi diundang makan-makan dirumah, tidak usah bawa nasi dari rumah," katanya.
Bambang tidak menyangka sama sekali, jika pertemuan dan obrolan mereka sebelum bambang pulang adalah obrolan terakhir sebelum akhirnya Candra dan keluarganya ditemukan meninggal duniam
"Kakak ipar itu kalau tidak salah Developer yang membangun perumahan sini. Kami be kerjanya dengan dia,memang setiap pagi sebelum kerja, kami ngambil peralatan seperti dirumahnya" ucapnya.