VIDEO : Saat Mobil Molen Melintas Sesuka Hati, Ini yang Dirasakan Pengendara Lainnya
Pada tahun 2016, jalan tersebut memang sudah berlubang, selain menjadi jalan utama warga kelurahan Tanah Mas dan sekitarnya, jalan tersebut pula
Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Melisa Wulandari
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Miris melihat jalan ini.
Tepatnya di jalan perbatasan Palembang-Banyuasin, jalan masuk dari SPBU di seberang Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang, Rabu (4/10/2017).
Belum sampai 3 tahun jalan yang hanya dicor tanpa diaspal itu kini sudah rusak parah.
Pada tahun 2016, jalan tersebut memang sudah berlubang, selain menjadi jalan utama warga kelurahan Tanah Mas dan sekitarnya, jalan tersebut pula menjadi tempat lalu lalang kendaraan bertonase besar, dari truk hingga fuso.
Belakang ini pula warga dibuat resah dengan adanya perusahaan cor PT Sumber Beton Pelangi (SBP) yang baru berdiri 2017 di jalan tersebut.
Setiap harinya kendaraan raksasa pembawa cor beton yang sering disebut dengan mobil molen itu melintasi jalan tersebut dari ukuran kecil hingga ukuran terbesar.
Jalan seolah tak mampu menahan beban sehingga jalan menjadi amblas hingga besi keluar dari coran.
Belum lagi saat sang molen melintas, jalan seolah mengalami hujan debu.
Tak jarang pula kendaraan mini bus masuk ke dalam selokan yang ada di kiri dan kanan jalan karena menghindari kendaraan yang ada di depannya.
"Iya, jalan ini sudah rusak, tambah rusak karena ada perusahaan itu (cor)," kata Reni, salah satu warga yang sering melintas di jalan tersebut.
Tak hanya itu, lanjut Reni mobil molen yang biasa melintas seakan tak mau mengalah jika ada kendaraan di depannya sehingga kendaraan mini bus harus berhenti dulu, membiarkan sang molen lewat.
"Kadang mobil itu mengambil jalur kita karena tidak ingin jatuh di jalan rusak itu, dia pilih jalan yang bagus. Kita yang pakai mobil kecil ini harus ngalah karena takut jatuh," ungkapnya.
"Terus lagi mereka suka semaunya lewat, sudah tahu muatan yang dibawa besar, kok masih ngebut. Itulah yang buat kita harus berhenti dulu," timpal Reni.
Reni mengaku memang jalan yang tidak diketahui namanya itu sudah berlubang dibeberapa titik, belum sebanyak dan separah sekarang.