Harmonisasi Dua Etnis Itu Dimulai Dari Masjid Cheng Ho

Diantara banyaknya warga pribumi ada beberapa pria berkulit putih dan bermata sipit yang juga ikut berada di dalam masjid tersebut. Mereka juga

Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM/ ANDRI HAMDILLAH
Masjid Cheng Ho 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG--  Lantunan azan terdengar nyaring dari dua menara yang dipasangi alat pengeras suara. Siang itu, Jumat (29/9/2018) umat muslim di Kota Palembang menunaikan ibadah salat Jumat.

Satu-persatu orang berdatangan memasuki sebuah bangunan. Semua warga dari berbagai suku dan etnis berbaur jadi satu.

Diantara banyaknya warga pribumi yang datang ke masjid ada beberapa pria berkulit putih dan bermata sipit yang juga ikut berada di dalam masjid tersebut. Mereka juga menunaikan ibadah salat Jumat.

Begitulah gambaran jamaah di Masjid Cheng Ho Palembang. Dua etnis yang mendiami Palembang yaitu  Melayu dan Tionghoa berbaur dan menjalankan ibadah bersama-sama. Masjid Cheng Ho menjadi simbol keharmonisan dua etnis ini.

Saat melihat bangunan ini dari jauh sekilas mirip seperti kerajaan yang ada di Negeri Tiongkok dengan tiang-tiang bulat besar berbentuk bulat yang menopang atap bangunan.

Bentuk atap yang melengkung ditiap ujungnya semakin mengentalkan etnis budaya Tiongkok, terlebih ada menara tinggi yang memiliki lima atap pada badan menara.

Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya Palembang adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Komplek Perumahan TOP Atlit, Jakabaring Palembang.

Masjid ini memiliki menara di kedua sisi masjid meniru klenteng yang ada di Tiongkok, dengan warna yang merah dan hijau giok.

Pada bagian dalam masjid terdapat mimbar yang terbuat dari kayu dengan ornamen ukiran khas palembang dan tulisan kaligrafi, pada bagian atas disepanjang dinding masjid terdapat tulisan ayat suci Alquran.

Masjid Cheng Ho Palembang
Masjid Cheng Ho Palembang ()

Ketua DPW PITI Sumsel, H Ahmad Afandi H Ahmad Afandi, selaku ketua PITI Sumsel menerangkan, masjid cheng ho ini merupakan simbol bagi para keturunan tionghoa yang beragama islam, "Tetapi masjid ini terbuka bagi siapa saja yang mau beribadah," ujarnya.

Masjid ini mulai digunakan sejak Agustus 2008 dalam lingkungan masjid ini juga dibangun rumah kecil buat imam, kantor, perpustakaan, dan ruang serbaguna " ini semua digunakan untuk keperluan ibadah," lanjutnya menerangkan

Cheng Ho adalah seorang kasim muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok yang merupakan kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Keberadaan Laksamana Cheng Ho tak dapat dipisahkan dari Palembang, sejak melakukan pelayaran mengelilingi dunia, Cheng Ho tiga kali datang ke Palembang.

Di sini pula peran Laksamana Cheng Ho dalam menyebarkan Islam di Palembang

“Dengan adanya Masjid Cheng Ho Palembang kegiatan keislaman yang ada di Palembang bisa berjalan lebih baik lagi, dan Masjid Cheng Ho bisa menjadi salah satu pusat pengembangan Keimanan dan Ketaqwaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan menjadi pengembangan hubungan antar manusia,” imbuhnya.

Tetap Rukun Meski Beda Agama

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved