Pernah diusir dari Showroom Mobil, Hidup Pengemis ini Berubah 180 Derajat Karena Lakukan Ini
Ketika akan masuk ke sebuah shoowroom mobil, seorang karyawan menghampirinya dan mengulurkan uang recehan
Ia pun mencoba melamar pekerjaan di kota kelahirannya.
Lagi-lagi ia kembali mendapatkan penolakan, “Hal ini membawa saya pada kesimpulan bahwa saya harus membuka lapangan pekerjaan untuk bisa bekerja,” katanya.
Berbekal Restu sang Ibu …
Dengan kondisi ekonomi yang serba sulit serta pengalaman yang ditolak berkali-kali membuat Sugimun nekad berusaha sendiri.
Berbekal restu dan doa sang ibu, tahun 1992 ia menjual perhiasan emas milik ibunya senilai Rp. 15.000,-.
Uang tersebut sebagian ia pakai untuk menyewa lapak emperan pasar sayur Magetan.
Di tempat yang kecil itu, ia membuka usaha jasa servis elektronik dan menjual isi korek api.
Dengan perlengkapan seadanya, setiap hari ia melayani pelanggannya.
Untuk menjalankan usahanya, Sugimun harus berjuang keras.
Betapa tidak, jarak perjalanan dari rumah ketempat usahanya sangatlah jauh.
Dari desanya yang terpencil, ia harus berjuang menempuh jarak satu kilometer untuk menuju ke tempat mangkal angkutan umum yang akan membawanya ke kiosnya.
Belum lagi jarak menuju pasar sayur. Ditambah lagi naik-turun angkutan umum.
Bagi orang fisiknya normal, hal itu bukan masalah.
Namun bagi Sugimun yang kakinya layuh (lumpuh) akibat polio, terasa berat.
Usahanya itu juga terkadang ramai, terkadang sepi.