Subhanallah! Dikubur Lebih Dari Setengah Abad, Jasad Pria Ini Masih Utuh dan Wangi, Ternyata
Pertemuan itu terjadi secara tak terduga beberapa bulan lalu ketika Kang Toto sedang mengantar anaknya berobat.
TRIBUNSUMSEL.COM-Dalam sebuah acara pengajian, Ajengan Toto Ubaidillah Haz menjelaskan bahwa di dalam kubur nanti jasad seorang hafidz (penghafal) Al-Qur’an akan tetap utuh.
Lelaki yang akrab disapa Kang Toto itu mengisahkan pertemuannya dengan Bu Supaedah.
Ia merupakan anak seorang hafidz Al-Qur’an yang saat itu kesehariannya sibuk menjadi bidan di sebuah klinik.
Pertemuan itu terjadi secara tak terduga beberapa bulan lalu ketika Kang Toto sedang mengantar anaknya berobat.
Dalam pertemuan tersebut, keduanya berdialog cukup serius.
“Pak Ustadz, kira-kira kemana kalau mau mondokin anak?” tanya bidan Supaedah
Kang Toto menjawabnya dengan pertanyaan, “Memangnya ibu pengennya di pondok pesantren daerah mana?”
Supaedah menjawab bahwa ia aslinya warga Cirebon dan menginginkan anak-anaknya bisa masuk pondok pesantren yang ada di daerah Cirebon supaya bisa dekat dengan keluarganya.
Selain itu, ia pun menegaskan bahwa pesantren yang diinginkannya adalah pesantren tahfidz Al-Qur’an.
“Jika pesantren Al-Qur’an ada di Kaliwadas Cirebon, itu pesantrennya Uwa saya almarhum KH Nashir, nama pesantrennya An-Nashr.
"Terus ada juga di Ambit, Kecamatan Waled pesantrenya KH Abdul Basith"
"Pesantren itu dikelola anak-anak dari Pesantren Rawamerta, Karawang,” jawab Kang Toto.
Dalam hatinya, Kang Toto termenung sejenak, karena biasanya para orang tua menginginkan anaknya mengikuti dan melanjutkan jejak orang tuanya.
Namun bu bidan yang satu ini malah ingin agar anaknya masuk ke pesantren tahfidZ Al-Qur’an, bukan ke sekolah kesehatan.
“Maaf bu bidan, Kalau boleh saya tahu, Kenapa ibu ingin masukin anak ke pesantren?"
"Enggak dimasukin ke kedokteran atau yang sesuai dengan profesi ibu saat ini?”
Bidan Supaedah kemudian menjawabnya dengan sebuah kisah nyata yang dialami keluarganya beberapa tahun silam.
Suatu hari, dengan alasan tertentu makam ayah Supaedah yang telah meninggal dunia lebih dari setengah abad hendak dipindahkan.
Proses pemindahan makam itu disaksikan oleh seluruh keluarga. Ketika makam dibongkar,.
Semua yang hadir terkejut menyaksikan jasad penghuni makam itu masih utuh sempurna, tidak hancur bahkan berbau wangi.
“Malamnya, Anak-anak saya bertanya, Ma, kenapa kok jasad kakek masih utuh dan tidak hancur?Bahkan wangi?"
"Kan kakek sudah meninggal lama sekali?” kata Supaedah menirukan pertanyaan anak-anaknya.
Dengan berlinang air mata, Supaedah kemudian menjawabnya dengan sejarah sosok sang kakek yang belum diketahui oleh cucu-cucunya itu.
“Jasad kakek kalian tidak akan pernah hancur dan berbau wangi karena kakek kalian semasa hidupnya adalah seorang hafidz Al-Qur’an, kakek kalian kiai pengamal Al-Qur’an, Nak…”
Sejak mendengar kisah nyata itu, anak-anak Bidan Supaedah ingin menjadi penghafal Al-Qur’an dan minta dimasukan ke pesantren supaya bisa seperti kakeknya di kemudian hari.
Pindahkan Makam Berusia 13 Tahun, Penggali Kubur Syok Lihat Wajah Jenazahnya, Ternyata Dia
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Andri Hamdillah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Umumnya dalam waktu 6 Bulan jenazah manusia yang telah masuk liang lahat hanya akan menyisakan tulang belulang saja, Kamis (24/8/2017).
Akan tetapi fakta tersebut seperti tidak berlaku terhadap jenazah Almarhum Azima yang wafat pada tahun 2002 yang silam.
Ceritanya bermula ketika almarhum harus mendahului suaminya berpulang menghadap sang maha pencipta.
Ia kemudiam di makamkan dekat kawasan Talang Kerangga Palembang.
Sepuluh tahun kemudian suaminya yang bernama Abu Bakar Zen ikut menyusul berpulang menghadap sang maha pencipta.
Berbeda dengan almarhum istrinya, jenazah suaminya sendiri di kebumikan di lokasi yang berbeda.
Yaitu di Jalan Cinde Welan tempat Pemakaman Raja - Raja Palembang dan Zuriatnya.
Pemakaman tersebut bukanlah pemakaman untuk umum.
Hanya orang - orang yang mempunyai garis keturunan dari Raja dan Zuriatlah yang dimakamkan di tempat tersebut.

Karena jarak yang cukup jauh, akhirnya keluarga almarhum memutuskan untuk memindahkan makam Azima tepat di sebelah makam suaminya.
Keluarga kemudian meminta pertolongan penggali liang kubur untuk membantu memindahkan makam Azima.
Penjaga sekaligus penggali liang kubur makam Raja dan Zuriatnya yaitu Zainuri dibantu tiga rekannya akhirnya menyanggupi permintaan keluarga almarhum.
Kemudian berangkatlah mereka menuju Tempat makam Azima.
Zainuri bersama rekannya yang di saksikan keluarga almarhum perlahan - lahan mulai menggali liang kubur Azima.
"Kejadiannya tahun 2015 yang lalu, waktu itu saat pertama kali saya mengayunkan cangkul memang sudah terasa ada yang berbeda, makam kuburan itu mengeluarkan bau yang wangi padahal tidak ada bunga", kata Zainuri.
Ia terus mencangkul lebih dalam dan kemudian sampailah pada puncaknya.
Kain kafan pembungkus jenazah sudah terlihat.
Mereka bertiga langsung mencoba meraih jenazah tersebut.
Akan tetapi betapa terkejutnya mereka melihat kondisi kain yang tidak kusam dan nyaris seperti baru.
"Kain kafan tersebut seperti baru dan tidak mengeluarkan bau yang wangi", jelasnya.

Tibalah saat dimana jenazah akan di keluarkan dari liang lahat, betapa terkejutnya Zainuri setelah ia dan rekannya mulai merangkul jenazah.
Ia merasakan sama sekali tidak menyentuh tulang seperti biasanya.
"Saat itu kami merasakan sedang menggotong manusia yang masih hidup, tubuhnya masih utuh dan tidak mengeluarkan bau", terangnya.
Kemudian sepintas ia melihat bagian dari wajah almarhum Azima, sambil mengucapkan kalimat pujian kepada Allah SWT ia mulai merasa kebingungan.
"Subhanallah kondisi wajahnya juga masih utuh, ia seperti orang yang hanya sedang tidur saja, sama sekali tidak tampak kalau almarhum sudah meninggal 15 tahun silam", ungkapnya.
Dengan terus memuji kebesaran Allah SWT, ia dan kedua rekannya akhirnya mengeluarkan jenazah dari liang kubur.
"Itu adalah pengalaman pertama saya selama 14 tahun menjadi penjaga dan penggali liang kubur", jelasnya kepada Tribun.

Sekarang makam Azima telah bersanding tenang di dekat makam suami tercintanya.
Kondisi makam suami istri tersebut kini dalam kondisi yang sangat terawat.
"Kebesihan memang menjadi tugas saya, makam harus di rawat agar tidak kotor", katanya.
Sampai saat ini Zainuri masih berprofesi sebagai penajaga dan penggali liang makam.
Meski usianya sudah menginjak 60 tahun ia masih tetap bekerja.
