Breaking News

Tidak Sengaja Melihat Langit Ternyata Ada Pemandangan Indah Ini, Bikin Heboh

Tidak lama, hujan rintikpun mengguyur wilayah kota Baturaja. Matahari bercincin itu seakan lenyap.

Editor: Hartati
Istimewa
Gerhana matahari di langit Baturaja, Sabtu (26/8/2017). 

TRIBUNSUMSEL,COM, BATURAJA - Pemandangan alam, di langit Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sabtu (26/8) kemarin terlihat berbeda dari biasanya.

Sinar terang matahari, menjadi perhatian warga di daerah berjuluk Bumi Sebimbing Sekundang ini.

Matahari bersinar terang menampakan cahaya putih, namun bedanya kali ini matahari di kelilingi lingkaran besar berwarna-warni menyerupai cincin. Warga menyebutnya matahari cincin.

Informasi itu begitu cepat menyebar di media sosial (medsos).

Warga yang mengetahui hal itu tidak sungkan-sungkan melihat ke arah lagit.

Pancaran matahari pagi itu terlihat berbeda dari biasa.

Meski memancarkan cahaya terang, sinar matahari saat itu tidak terlalu menyilaukan mata.

Fenomena alam itu terjadi tidak lama hanya beberapa saat saja.

Awan mendung seakan menutupi matahari cincin itu.

Tidak lama, hujan rintikpun mengguyur wilayah kota Baturaja. Matahari bercincin itu seakan lenyap.

Hen warga Baturaja, mengaku ini pertama kali ia melihat matahari cincin secara langsung.

Pemandangan alam di langit terlihat indah. Kondisi demikian jarang terjadi.

"Ini pertama kali saya melihat matahari cinci. Matahari bersinar terang namun tidak menyilaukan mata," ceritanya.

Sebelumnya, kata Hen ia tidak tahu jika ada matahari cincin itu.

Namun saat melihat ke atas langit tanpa sengaja ia melihat hal tersebut.

"Entah apa itu namanya. Matahari terik dengan terangnya tapi tidak menyilaikan mata. Pemandangan yang bagus di langit. Hal ini jarang terjadi," ujarnya.

Warga menceritakan, pemandangan yang disebut matahari cincin itu, terlihat sekitar pukul 10. 40 wib.(rws)

Ingin Mengabadikan Gerhana Mahatari dan Eksis Selfie, Begini Cara Amannya

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Rona Rizkhy Bunga Chasana

TRIBUNSUMSEL.COM - Perilaku masyarakat ketika menyambut gerhana matahari di 2016 pasti akan berbeda dengan perilaku masyarakaat saat gerhana matahari 1983.

Masyarakat di era orde baru masih kental dengan mitos dan takut untuk menghadapi gerhana secara langsung.

Sementara kini di 2016, masyarakat semakin berpikir maju dan justru lebih antusias untuk mengamati terjadinya gerhana matahari.

Kini teknologi semakin berkembang, dan selfie tampaknya telah menjadi budaya setiap masyarakat untuk mengabadikan momen mereka.

Adanya gerhana matahari total maupun sebagian di Indonesia pasti sangat dimanfaatkan masyarakat untuk mengabadikan momen tersebut.

Terlebih peristiwa gerhana termasuk fenomena langka yang mungkin akan terulang puluhan tahun lagi.

Ajang selfie di saat peristiwa langka terjadi pasti akan dilakukan banyak masyarakat di Indonesia.

Entah dilakukan untuk sekedar mengabadikan momen atau bahkan untuk ajang pamer di media sosial yang sudah dianggap wajar dikalangan masyarakat.

Namun, ada yang perlu diperhatikan ketika kita akan melakukan selfie. Jangan sampai, selfie tersebut akan berakibat buruk bagi diri kita sendiri.

Terlebih saat ini banyak kasus selfie yang akhirnya memakan korban karena kurangnya kehati-hatian masyarakat.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa radiasi yang ditimbulkan dari cahaya matahari sangatlah tinggi, dan berpotensi merusak mata.

Apakah kemudian kita bisa melakukan selfie? Karena kita sebetulnya membelakangi matahari dan tidak melihatnya secara langsung.

Untuk menyaksikan gerhana matahari, dianjurkan untuk mengenakan kacamata pelindung khusus.
Untuk menyaksikan gerhana matahari, dianjurkan untuk mengenakan kacamata pelindung khusus. (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Terlebih peristiwa gerhana termasuk fenomena langka yang mungkin akan terulang puluhan tahun lagi.

Ajang selfie di saat peristiwa langka terjadi pasti akan dilakukan banyak masyarakat di Indonesia.

Entah dilakukan untuk sekedar mengabadikan momen atau bahkan untuk ajang pamer di media sosial yang sudah dianggap wajar dikalangan masyarakat.

Namun, ada yang perlu diperhatikan ketika kita akan melakukan selfie. Jangan sampai, selfie tersebut akan berakibat buruk bagi diri kita sendiri.

Terlebih saat ini banyak kasus selfie yang akhirnya memakan korban karena kurangnya kehati-hatian masyarakat.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa radiasi yang ditimbulkan dari cahaya matahari sangatlah tinggi, dan berpotensi merusak mata.

Apakah kemudian kita bisa melakukan selfie? Karena kita sebetulnya membelakangi matahari dan tidak melihatnya secara langsung.

Maka prinsipnya, kita melakukan selfie dengan adanya bayangan seperti bulan sabit yang ada di pakaian kita.

"Caranya, kita berdiri di balik pohon. Mudahnya adalah ketika cahaya matahari ada di arah timur antara matahari dan kita ada pohon. Nah, cahaya pohon tersaring oleh dedaunan tersebut. Ada beberapa seberkas cahaya yang melewati celah antara pohon itu akan sampai ke badan kita," jelas Rhorom Priyatikanto.

Cara tersebut juga pernah diabadikan oleh Simon Fishley, Shout African Astronomical Observatory (SAAO) yang memotret pakaian yang dikenakan dengan berdiri di balik pohon saat gerhana matahari cincin 2009.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved