Eks Karyawan First Travel Ungkap Strategi Bobrok Pemasaran Mereka untuk Yakinkan Konsumen
Namun, di balik kemewahan itu, tersimpan kebobrokan sistem manajemen dan pengelolaan keuangan di dalamnya. Kesan glamor yang ditampilkan hanya menutup
TRIBUNSUMSEL.COM - Pemilik First Travel dianggap pintar mengemas perusahaan agar terlihat berkelas dan meyakinkan calon jemaah.
Kantor pusat dan kantor cabang dibangun dengan gaya Eropa dan interiornya tampak mewah.
Bahkan, kedua pemilik First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan, kerap membagikan momen bersama mereka saat pelesir ke luar negeri. Pakaian yang mereka kenakan juga bernilai tinggi.
Namun, di balik kemewahan itu, tersimpan kebobrokan sistem manajemen dan pengelolaan keuangan di dalamnya.
Kesan glamor yang ditampilkan hanya menutupi bahwa perusahaan tersebut tidak layak beroperasi sebagaimana agen perjalanan lainnya.

Baca Juga: Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat OKI Wakili Sumsel Juara II Nasional Pilar Berprestasi
Viral Karena Skandal First Travel, Inilah Kekasih Sesama Jenis Kiki Hasibuan
Ribut dengan Sesama Napi, Tahanan Alami Hal Mengerikan Ini Hingga Istri Lapor ke Polresta
Mantan karyawati First Travel yang enggan disebut namanya mengaku terkesan dengan strategi pemasaran yang digunakan perusahaan tersebut.
Secara masif mereka aktif promo umrah murah di media sosial dengan kemasan menarik.
"Dalam medsos, Facebook, Instagram dalam hal menghias kantor yang bagus, biar tidak kelihatan itu abal-abal," ujar mantan karyawati tersebut dalam acara "Rosi" di Kompas TV, Kamis (22/8/2017) malam.
Perusahaan itu punya slogan, paket boleh murah, asalkan kantor harus mewah. Mantan karyawati tersebut mengaku mendengar dari orang yang menghias kantor mengenai slogan tersebut.
"Sebagai pencitraan ibaratnya," kata dia.
Pada kenyataannya, perempuan yang akhirnya mengundurkan diri pada 2016 itu mengaku banyak kebobrokan di internal First Travel.
Menurut dia, satu divisi dengan divisi lainnya bisa bertukar pekerjaan, padahal tidak sesuai dengan kompetensinya.