Ngeri! Jenazah Pejabat Ini Keluar Belatung, Saat Mau Dikubur Ada Suara Mengejutkan
Innalillahi, Jenazah Pejabat Ini Keluar Belatung, Saat Mau Dikubur Ada Suara Mengejutkan
Mereka seperti terkejut. Mungkin malu, terperanjat dan merasa mendapat aib dengan apa yang berlaku pada bapaknya.
Kemudian saya tengok dua orang pembantu tadi, mereka juga terkejut dan panik.
Saya katakan kepada mereka, “Inilah ujian Allah terhadap kita..!!” Kemudian saya minta salah satu seorang dari pada pembantu tadi pergi memanggil semua anak almarhum.
Almarhum pada dasarnya seorang yang beruntung karena mempunyai tujuh orang anak, kesemuanya laki-laki. Seorang berada di luar negeri dan enam lagi berada di rumah.
Ketika semua anak almarhum masuk, saya nasehati mereka.
Saya mengingatkan mereka bahwasanya tanggung jawab saya adalah membantu menguruskan jenazah Bapak mereka.
Bukan menguruskan semuanya, tanggung jawab ada pada ahli warisnya. Sepatutnya sebagai anak, mereka yang lebih afdhal menguruskan jenazah Bapak mereka itu, bukan hanya iman, hanya bilal, atau guru.
Saya kemudian meminta ijin serta bantuan mereka untuk menunggingkan mayat itu.
Takdir Allah, ketika ditunggingkan mayat tersebut, tiba-tiba keluarlah ulat-ulat yang masih hidup, hampir sebaskom banyaknya. Baskom itu kira-kira besar sedikit dari penutup saji meja makan.
Subhanallah, suasana menjadi makin panik.
Benar-benar kejadian yang luar biasa sulit diterima akal pikiran manusia biasa. Saya terus berdoa dan berharap tidak terjadi lagi kejadian yang lebih ganjil.
Selepas itu saya memandikan kembali mayat tersebut dan saya ambilkan wudhu. Saya meminta anak-anaknya kain kafan.
Saya bawa mayat ke dalam kamarnya dan tidak diijinkan seorang pun melihat upacara itu terkecuali waris yang terdekat sebab saya takut kejadian yang lebih aib akan terjadi.
Peristiwa apa pula yang terjadi setelah jenazah diangkat ke kamar dan hendak dikafani, takdir Allah jua yang menentukan.
Ketika mayat ini diletakkan di atas kain kafan
saya dapati kain kafan itu hanya cukup menutupi ujung kepala dan kaki tidak ada lebih, maka saya tak dapat mengikat kepala dan kaki.
Tidak keterlaluan kalau saya katakan ia seperti kain kafan itu tidak mau menerima mayat tadi. Tidak apalah, mungkin saya yang khilaf dikala memotongnya.
Lalu saya ambil pula kain, saya potong dan tampung di tempat-tempat yang kurang.
Memang kain kafan jenazah itu jadi sambung-menyambung, tapi apa mau dikata, itulah yang dapat saya lakukan.
Dalam waktu yang sama saya berdoa kepada Allah, “Yaa Allah, jangan kau hinakan jenazah ini Yaa Allah, cukuplah sekedar peringatan kepada hamba-Mu ini.”
Selepas itu saya beri taklimat tentang sholat jenazah tadi, satu lagi masalah timbul.
Jenazah tidak dapat dihantar ke tanah pekuburan karena tidak ada mobil jenazah/mobil ambulance.