Selain Narkoba Zat Adiktif Ini Juga Perlu Diwaspadai Bahayanya Bikin Ngeri
Hajat mengungkapkan, penggunaan lem aibon di kota Lubuklinggau bukan hanya pada orang dewasa.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Polres Lubuklinggau memusnahkan sebanyak 14,650 gram ganja kering hasil giat yang dilakukan Mapolres Lubuklinggau dalam sebulan terakhir.
Selain narkoba ada juga zat adiktif lainnya yang mengancam kelangsungan generasi muda saat ini.
"Salah satunya zat adiktif membahayakan yang saat ini mulai meresahkan yakni lem aibon. Bentrok anak funk beberapa waktu lalu juga disebkan oleh banyaknya anak funk yang mengkonsumsi lem aibon," ucapnya pada awak media, Selasa (15/8/2017).
Hajat mengungkapkan, penggunaan lem aibon di kota Lubuklinggau bukan hanya pada orang dewasa.
Namun sudah merambah dunia anak-anak.

Ia mencontohkan hasil penelusuran dari anggota Mapolres Lubuklinggau beberapa waktu lalu mengungkap fakta cukup mengejutkan.
"Ada salah satu anak di wilayah Lubuklinggau Barat bernama A usia 9 tahun sudah ngehank gara-gara lem aibon. Anggota kita saat ini sudah menyelidiki dimana pusat tempat jual beli aibon itu," ungkapnya.
Untuk itu, Hajat mengajak, kepada seluruh kalangan masyarakat dan para generasi penerus untuk peduli mengkampanyekan stop penggunaan narkoba di lwilayahnya masing-masing.
"Dengan demikian penggunaan zat adiktif yang sudah masuk dalam tahap mengkawatirkan ini bisa diperangi bersama-sama," katanya.
Aibon, Kecil Ukurannya tapi Efek Buruknya Luar Biasa Besar Hingga Bikin Geger dan Lakukan Penculikan, Tebusannya Tidak main-main Rp 3 Miliar
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS - Aksi penculikan yang dilakukan oleh A, seorang pelajar kelas 3 SMP berakhir dramatis, setelah paman korban berhasil menggagalkan pelarian A bersama RA.
A yang mencoba menculik AD, bocah berumur 6 tahun yang tak lain sepupunya sendiri dan meminta tebusan uang Rp 3 miliar, mengaku melakukan aksi nekat tersebut karena diduga terpengaruh lem aibon dan ganja yang dihisapnya.
Peristiwa penculikan yang sempat membuat heboh se-antero warga Kecamatan Megang Sakti terjadi, Kamis (26/2) sekira pukul 10.00.
Setelah ibu korban mendapat pesan singkat di ponsel pribadinya dari pelaku A, yang berisi bahwa Ad diculik dan harus segera memberi uang seperti yang diinginkan pelaku
Kronologis penculikan berawal ketika A terbesit untuk mendapatkan uang dari ayah korban yang memang dikenalnya sebagai tauke karet tempatnya tinggal di Desa Senaro Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musirawas, apabila berhasil menculik dan meminta tebusan uang.
Sebelum sampai ke Sekolah tempatnya belajar, dirinya bertemu dengan RA dan mengajak untuk membantu aksi yang sudah direncanakan.
Sehingga kedua pelaku membolos sekolah dan menuju Jembatan Benai untuk mendiskusikan rencana A.
Setelah dijanjikan akan diberikan imbalan uang Rp 50 juta tanpa diberitahu maksud dan tujuan A, RA menghendaki saja sehingga berperan sebagai joki atau membawa sepeda motor milik pelaku A.
Sekitar pukul 08.00, kedua pelaku langsung menghampiri tempat sekolah Ad yang berada di SD Negeri 7 Megang Sakti.
A yang sudah menyiasati perbuatannya tersebut lantas menemui kepala sekolah korban, dimana dijelaskan bahwa dia adalah sepupu korbannya sendiri dan akan menjemput Ad karena kedua orang tuanya akan berangkat ke Bengkulu.
"Setelah meyakini Kepala Sekolah, akhirnya guru kelas Ad mengizinkan untuk diizinkan pulang. Dari situ saya langsung membawanya keliling-keliling dan membawa ke tempat aman," jelas A saat ditemui di Mapolres Musirawas.
Diceritakan A, setelah berhasil membawa korban, dirinya lantas mengirim pesan singkat sekitar pukul 09.00 agar orang tuanya yang tak lain tantenya sendiri untuk menebus sejumlah uang untuk pertukaran Ad yang sudah diculik.
Setelah mengirim pesan singkat, ketiganya lantas mengitari wilayah Megang Sakti dan beberapa kali mampir untuk makan, Ad yang hanya ikut saja tidak menunjukan gelagat takut, sebab A merupakan orang yang dikenalnya.
Tak kunjung mendapat balasan SMS, pelaku mengambil inisiatif untuk menunggu di terminal Megang Sakti, namun karena telah mengirim pesan singkat untuk bertemu di Jembatan Benai tak jauh dari tempat kejadian Ad ditemukan.

Bahkan, A telah memberitahu kepada RA kalau ada mobil Innova warna hitam yang melintas itu adalah mobil pembawa uang yang tak lain mobil orang tua korban.
"Saya kaget melihat warga ramai menghampiri kami, karena takut saya suruh RA membawa motor untuk lari, tapi kami akhirnya jatuh setelah ditendang," jelasnya yang mengaku menyesal dan hanya iseng melakukan perbuatan tersebut.
Sementara itu, Prayitno ayah korban mengetahui kalau anaknya diculik setelah diberitahu oleh istrinya. Sebab saat itu dia akan menuju ke kebun karet sekitar pukul 10.00.
"Istri saya memperlihatkan isi SMS bahwa anak saya diculik dan penculiknya meminta tebusan sebesar Rp 3 miliar, nomornya juga tidak dikenali," jelas Prayitno.
Mendapat kabar anaknya diculik, lantas dia memberitahu kepada sejumlah warga lainnya.
Tak ayal ratusan warga langsung berkumpul dan membantu Prayitno untuk mencari keberadaan pelaku serta korban penculikan.
Selain itu, dia bersama istrinya mendatangi tempat anaknya bersekolah, benar saja sesampainnya di SD Negeri 7 Megang Sakti, Ad sudah tidak ada di sekolah.
Karena cemas dia langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Megang Sakti.
Merasa penculiknya tak jauh dari wilayah Megang Sakti, akhirnya dia bersama masyarakat ikut melakukan pencarian.
Sampai akhirnya tersangka bersama korban ditemukan di jembatan benai Desa Senaro Megang Sakti.
"Yang melihat pertama kali adalah adik saya, sempat terjadi kejar-kejaran karena tersangka yang sudah ketakutan, dengan banyak warga. Akhirnya tersangka berhasil ditangkap setelah motor tersangka ditabrak oleh motor paman korban," ungkapnya.
Dijelaskan oleh Prayitno, karena kesal dengan perbuatan tersangka, massa yang marah langsung memukuli tersangka hingga babak belur.

Beruntung saat itu warga mengenali muka pelaku dan ayahnya adalah kakak kandung Prayitno.
Bahkan dirinya tidak menyangka dan kaget kalau pelaku penculikan tersebut adalah keponakannya.
"Karena pakai helm kedua pelaku tadinya tidak dikenal, setelah motornya diterjang saya langsung mengambil anak saya yang ikut jatuh, untung warga mengenali wajah A," ungkapnya.
Saat ini, dirinya belum membuat laporan kepihak berwajib.
Namun, antara dia dengan keluarga korban sudah saling memaafkan dan menganggap peristiwa tersebut adalah pelajaran beharga bagi seluruh warga dan keluarganya.
A (14) pelaku percobaan penculikan terhadap sepupunya sendiri, sebelumnya menghayal apabila memiliki banyak uang maka bisa melakukan segalanya.
Uang yang diminta olehnya sebesar Rp 3 miliar seketika melintas dalam benaknya, saat memberi tahu kepada orang tua korban untuk meminta uang tebusan.
"Kalu punya uang banyak biso apo bae, rencano nak untuk nrakter kawan-kawan makan, apo be kak yang penting ado duitnyo dulu," ucapnya seraya menahan sakit bibirnya yang jontor akibat dipukuli.
Diapun tidak menampik kalau perbuatannya menculik dilakukan sedang dalam pengaruh ganja dan selalu menghayal, yang cukup mencenangkan dia mengaku kalau sudah mengkonsumsi ganja sejak lima bulan terakhir.
"Kenal ganja diajak samo kawan kak, kalu pake aibon memang baru-baru ini, kemaren jugo sempat ketahuan samo guru, guru nemuke aibon di tas aku," ujarnya.
Ditanya kenapa memilih adik sepupunya sendiri untuk diculik, dia mengaku bahwa ayahnya itu sangat berduit.
Kapolres Musirawas, AKBP Nurhadi Handayani melalu Kasat Reskrim AKP Teddy Ardian, membenarkan pihaknya sudah memintai keterangan kedua pelaku, karena tersangka dengan korban ada hubungan keluarga, keluarga korban belum melaporkan peristiwa penculikan tersebut.
"Pelaku masih anak-anak berumur 14 tahun, jadi tadi sudah kita kembalikan ke Kepala Desa dan gurunya serta orang tuanya untuk dilakukan pembinaan," singkatnya.