Mahasiswa Unsri Tuntut Pemangkasan UKT

Rektor Tidak Ada di Tempat tapi Mahasiswa Masih Terus Berunjung Rasa, Ini Solusi yang Ditawarkan

Hingga berita ini diturunkan, mahasiswa terus memaksa merangsek masuk ke gedung rektorat.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
TribunSumsel.com/Agung Dwipayana
Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) terus berunjuk rasa di depan gedung rektorat Unsri Indralaya, Kamis (3/7/2017). 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) terus berunjuk rasa di depan gedung rektorat Unsri Indralaya, Kamis (3/7/2017).

Secara umum, mahasiswa menyampaikan dua permintaan.

Pertama pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 50 persen.

Kedua mendesak pihak rektorat menyetop mengkriminalisasi Presiden Mahasiswa (Presma) Unsri, Rahmat Farizal yang dilaporkan ke Polres OI karena dinilai bertindak anarkis saat melakukan unjuk rasa beberapa hari lalu.

Pantauan di lapangan hingga pukul 14.00, sebanyak 2 ribu lebih mahasiswa masih memadati halaman rektorat Unsri di ibukota Kabupaten Ogan Ilir (OI) tersebut.

"Stop kriminalisasi dan pangkas UKT yang membebani orang tua kami," tegas seorang orator aksi.

demo unsri
Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) terus berunjuk rasa di depan gedung rektorat Unsri Indralaya, Kamis (3/7/2017).

Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak rektorat, Rektor Unsri, Prof. Dr. Ir. Anis Saggaff, MSCE sedang berada di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (Jatim).

Adapun Wakil Rektor I dan II sedang berada di kampus Unsri Palembang.

Asisten IV Rektor Bidang Perencanaan dan Pembangunan, Ahmad Muslim, kepada wartawan mengatakan, pihak rektorat tidak dapat memangkas jumlah atau besaran UKT secara merata.

Namun pihak kampus juga mempersilakan bagi mahasiswa yang tidak mampu, dapat membayar UKT dengan nominal terendah, yakni sebesar Rp 500 ribu.

"Mereka (mahasiswa) membayar UKT itu sesuai kemampuan, namun kalau pukul rata, tentu tidak bisa," kata Muslim.

Dirinya pun mengaku tidak bisa mengambil keputusan apapun, selain rektor Unsri yang turun langsung menyelesaikan permasalahan ini.

"Sebenarnya untuk keputusan tetap pada rektor, tapi beliau sedang ada di  Malang. Kalau begini ya deadlock, yang berwenang (rektor) sedang tidak ada di tempat," ujar Muslim.

Hingga berita ini diturunkan, mahasiswa terus memaksa merangsek masuk ke gedung rektorat.

Bahkan beberapa di antaranya nekat memecahkan kaca pintu samping gedung rektorat.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved