Terlahir Tak Sempurna, Wandi Harus Menjemput Rezeki Dengan Dengan Cara Seperti Ini Asal Halal
Beranjak tumbuh dewasa anak terakhir dari tiga bersaudara tersebut memutuskan untuk meninggalkan tempat kelahirannya.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Hartati
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Andri Hamdillah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Terlahir ke dunia dengan tubuh yang tak sempurna, tidak membuat Wandi (58) pasrah dan hidup ketergantungan pada orang lain.
Meski memiliki kedua kaki seperti orang normal pada umumnya, tetapi Wandi tidak bisa menggerakannya untuk berjalan.
Wandi terpaksa harus menggunakan tangannya jika ingin berjalan untuk berpindah tempat, Rabu (5/7/2017).
Pria kelahiran Lahat 1961 tersebut sejak usia 15 tahun Wandi harus menjalani hidup tanpa kedua orangtua yang telah meninggal dunia.
Hidup tanpa kedua orangtua membuat Wandi kecil diasuh oleh kakak perempuannya yang bekerja di perkebunan.
Beranjak tumbuh dewasa anak terakhir dari tiga bersaudara tersebut memutuskan untuk meninggalkan tempat kelahirannya.
Wandi muda pertama kali menginjakan kaki di Kota Palembang pada tahun 1979.
Dengan kondisi fisik yang tak normal Wandi terus mencoba bertahan hidup dengan cara berjualan buah manisan.
Setiap harinya Wandi duduk berpindah - pindah di pinggiran Jalan Kota Palembang menawarkan buah manisan kepada pengguna Jalan.
Memasuki tahun ke enam berada di Kota perantauan, Wandi menemukan jodoh dan akhirnya menikah dengan perempuan pujaan hatinya di Kota Palembang.
Walau fisik Wandi berbeda pada orang normal umumnya, tetapi perempuan tersebut sama sekali tidak mempersalahkannya.
Perempuan yang sekarang telah memberikan lima orang anak untuk Wandi tersebut bernama Tatik (50).
"Semenjak awal bertemu dan sampai mempunyai lima orang anak, istri saya 'Tatik' tidak pernah mengeluh hidup dengan saya", jelas Wandi.
Setelah lama berjualan buah manisan, pada tahun 2012 Wandi mencoba peruntungan dengan berjualan koran di pinggiran Jalan Veteran di dekat persimpangan empat lampu merah.