Panas Terik Enaknya Makan Jambu Jamaikan Langsung Adem
Namun dari sekian macam buah-buahan yang dipajang di pinggir jalan, jambu Jamaika paling dicari pembeli.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Pedagang buah-buahan yang membuka lapak di sepanjang Jalan Lintas Timur (Jalintim) kota Indralaya banjir pembeli.
Berbagai jenis buah ditawarkan seperti duku, jeruk, rambutan, durian dan jambu.
Namun dari sekian macam buah-buahan yang dipajang di pinggir jalan, jambu Jamaika paling dicari pembeli.
Bahkan harga jambu jenis ini relatif lebih mahal dibanding harga buah lainnya.
Usup, seorang petani sekaligus penjual jambu Jamaika mengatakan, nama jambu jenis ini karena bibitnya dahulu berasal dari negara Jamaika, sebuah negara di Kepulauan Karibia, kawasan Amerika Tengah.
Jambu hasil tanaman warga desanya di Desa Arisan Gading, Kecamatan Indralaya Selatan ini dijual Rp 65 ribu perkilonya.
"Tapi bisa ditawar hingga harga pas Rp 40 ribu," ujarnya saat dibincangi TribunSumsel.com, Selasa (4/7/2017).
Menurut Usup, yang membuat harga jambu Jamaika mahal karena selain rasanya yang enak, juga frekuensi panen yang hanya tiga kali dalam setahun.
"Barusan panen dan selanjutnya empat bulan lagi baru panen kembali," kata Usup.
Dalam sehari, Usup mengaku dapat menjual 20 kilogram jambu Jamaika dengan penghasilan minimal rata-rata Rp 300 ribu perhari.
Selain menjual buah,Usup juga menjual bibit jambu Jamaika setinggi lutut orang dewasa dengan harga Rp 75 ribu.
"Pokoknya jambu Jamaika paling ngetop kalau sekarang, banyak yang cari," ucapnya.
Meskipun harganya relatif mahal, namun tidak menyurutkan niat pembeli untuk menikmati jambu Jamaika.
Hendri, seorang pembeli mengaku jika jambu Jamaika memiliki citarasa yang khas dan berbeda dengan jenis jambu lainnya.
"Apalagi panas-panas begini, enak juga makan jambu Jamaika segar," kata Hendri yang mengaku penikmat setia jambu Jamaika ini.