Bikin Merinding, Warga Desa Ini Buka Pasar Bedug di Tempat Tidak Lazim
Menurut warga, tidak adanya tempat atau lokasi lain menjadi penyebab warga nekat membuka pasar bedug di tempat tidak lazim tersebut.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Pasar bedug di bulan Ramadan lazimnya dapat dijumpai di persimpangan jalan, alun-alun kota maupun pusat keramaian lainnya.
Namun di Desa Payaraman Barat, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, warga justru membuka pasar bedug di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
Alasannya, menurut warga, tidak adanya tempat atau lokasi lain menjadi penyebab warga nekat membuka pasar bedug di tempat tidak lazim tersebut.
"Memangnyo kau pengen di mano?" (memangnya kamu maunya dimana?) kata seorang pedagang buah balik bertanya kepada TribunSumsel.com, mengenai lokasi pasar bedug tersebut, Kamis (1/6/2017).
Menurut Mursadad, warga Desa Payaraman Barat yang juga berjualan takjil, pasar bedug di TPU desa setempat sudah dibuka sejak Ramadan 1432 Hijriah atau sejak tahun 2011 lalu.
"Yo ini sudah puaso ketujuh (buka pasar bedug di TPU). Memang di sinilah kareno dak perlu bayar lapak lagi. Lokasinyo stategis jugo," ujar Mursadad.
Dirinya menambahkan, Desa Payaraman Barat merupakan jalur alternatif yang dilalui pemudik dari Palembang menuju Prabumulih dan sebaliknya, sehingga diharapkan banyak pemudik yang membeli takjil di pasar bedug tersebut.
"Di sini memang tempat pelaluan. Dari Palembang lewat sini, terus tembus ke Kecamatan Lubai di Muaraenim sampai Prabumulih," paparnya sambil mengatakan bahwa lokasi pasar bedug tersebut tidak pernah dipermasalahkan pihak manapun.