Meneruskan Nafas Islami Melalui Festival Palembang Darussalam
Menurut Cek Rozak, mempertahankan kelestarian budaya Palembang Darussalam bernafaskan Islam menjadi penting pada kehidupan sekarang.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Puluhan wanita berbusana muslim sudah ramai berdatangan sesaat setelah petugas membuka pintu bagi pengunjung Palembang Indah Mal (PIM), Senin (8/5/2017).
Mereka terlihat tampil cantik dan fresh dengan memakai berbagai kreasi model busana muslim.
Siang itu mereka bersiap tampil pada acara fashion show di Festival Palembang Darussalam ke-18.
Itu adalah satu dari sepuluh cabang lomba yang digelar pada even tahunan ini.
Sembilan cabang lomba lainnya yakni tahfidz, azan, mewarnai, tilawah, hadroh, rebana, fotografi, nasyid, dan menulis artikel.
Selain Palembang Indah Mal, lomba juga dilaksanakan di Masjid Agung dan halaman DPRD Sumsel.
Fastival Palembang Darussalam merupakan even tahunan yang digelar Kerukunan Keluarga Palembang (KKP).
Adapun tema kali ini melestarikan budaya islami Palembang darussalam untuk menuju masyarakat madani.
Ketua KKP, Abdul Rozak pada acara pembukaan menjelaskan, berbagai tangkai lomba yang digelar bertujuan memupuk karakter sejak dini.
"Meneruskan nafas islami, setiap tahun di gelar jelang ramadan," kata cek Rozak, sapaan akrabnya.
Festival ini terlaksana sejak tahun 90an.
Tujuannya melestarikan budaya Palembang menuju masyarakat madani.
Menurut Cek Rozak, mempertahankan kelestarian budaya Palembang Darussalam bernafaskan Islam menjadi penting pada kehidupan sekarang.
Karakter ini nantinya menjadi benteng dan filter bagi masyarakat dalam menghadapi gelombang informasi yang datang sangat deras.
"Tidak bisa ditahan (informasi masuk), tapi bagaimana kita bisa mencintai budaya ini sehingga bisa menyaringnya," jelas Cek Rozak.
Berbagai lomba yang digelar KKP bukan sekedar mencari juara.
Lebih dari itu, kegiatan ini merupakan upaya untuk memupuk dan melestarikan budaya.
Lomba pencarian putri muslimah misalnya, bertujuan untuk mencari sosok wanita yang berkarakter kuat sehingga bisa menempatkan diri pada perannya sebagai wanita sekaligus dunia karir.
"Lomba ini juga menunjukkan fakta bahwa wanita itu bagian penting keluarga. Putri muslimah kita laksanakan karena tidak bisa dihindari adanya emansipasi wanita. Mereka juga bergaul dan berkarir," jelas Cek Rozak.
Keceriaan terpancar dari wajah Niswa, bocah kelas 2 SD yang mengikuti lomba mewarnai. Bersama ibunya, gadis berusia delapan tahun ini datang lebih awal ke lokasi lomba di Masjid Agung Palembang akhir pekan tadi.
Niswa memang kerap tampil diberbagai ajang lomba mewarnai. Sudah beberapa kali juga meraih gelar juara.
Meski demikian, lomba kali ini dianggap orangtuanya sangat bagus menambah pengalaman dan tantangan baru. Lebih dari itu, kegiatan ini sangat baik untuk menciptakan kecintaan anak pada agama.
"Bangga anak ikut lonba. Bagus untuk pengalaman anak. Nuansa Islam sangat kental, bagus supaya anak tambah paham agama," kata Anton, ayah Niswa. (wan)