Agar Warga Binaan Tidak Kabur dan Berontak Ini yang Diterapkan Lapas Lubuklinggau

Jumlah itu tidak sebanding dengan jumlah personil pengamanan yang ada saat ini.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
tribunsumsel.com/Eko Hepronis
Suasana depan Lapas Kelas II A Kota Lubuklinggau, Senin (8/5/2017) 

Laporan wartawan Tribunsumsel.Com, Eko Hepronis

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Antisipasi menghadapi kerusuhan dan kaburnya warga binaan seperti terjadi di Rumah Tahanan Kelas II B Kota Pekanbaru.

Rumah Tahanan Kelas II A Kota Lubuklinggau langsung menerapkan pendekatan dengan cara humanis.

Kepala Pengamanan Lapas Kelas ‎II A Kota Lubuklinggau, Subhan Malik mengatakan pendekatan dengan cara humanis dipilih sebagai‎ langkah antisipasi meningkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

"Pendekatan dengan cara humanis tersebut seperti lebih memperhatikan kebutuhan pokok para wargaa binaan. Contohnya kecilnya berupa pemenuhan hak-hak mereka seperti air. Supaya jangan sampai hal dasar seperti itu menjadi gejolak," ungkapnya saat dibincangi Tribunsumsel.Com, Senin (8/5/2017).

Apalagi saat ini jumlah warga binaan Rutan Lubuklinggau sudah sangat over kapasitas.

Seharusnya jumlah warga binaan Rutan Lubuklinggau sebanyak 460 orang.

Namun, sekarang jumlah warga binaan Rutan Lubuklinggau mencapai 1003 orang.

Jumlah itu tidak sebanding dengan jumlah personil pengamanan yang ada saat ini.

Subhan menerangkan jumlah personil keamanan ada empat regu dengan satu regu terdiri dari lima orang, ditambah petugas pengamanan pintu utama berjumlah empat orang.

"Serta staf pengamanan pembantu ada tiga orang, dan satu petugas Lapas wanita. Jadi untuk perbandingan saat ini antara petugas keamanan dengan jumlah warga binaan sangat jauh. Satu petugas harus mengawal sebanyak 209 orang‎," ucapnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved