Budayawan Betawi Sebut Kerajaan Sriwijaya Fiktif, Begini Reaksi Budayawan Palembang
Pernyataan budayawan berambut putih itupun menjadi perbincangan hangat terutama di kalangan masyarakat Palembang.
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Andi Agus Triyono
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG, - Dalam beberapa bulan terakhir, Palembang kerap menjadi viral, perbincangan hangat khususnya di media sosial, jagat maya.
Maret lalu, plintiran berita tari gending Sriwijaya akan dimusnahkan cukup menggemparkan.
Kepala Dinas Kebudayaan Palembang sampai bolak-balik untuk klarifikasi ketidakbenaran itu.
Kemudian, sebulan berikutnya, giliran perwakilan putri asal Sumatera Selatan di ajang pemilihan Putri Indonesia yang menjadi kontroversi.
Busana yang ditampilkan mengangkat tema Ratu Sinuhun dianggap tak senonoh dan tak mewakili karakter pencipta kitab Simbur Cahaya itu.
Terakhir dan teranyar, pernyataan budayawan Betawi, Ridwan Saidi.
Dalam pernyataannya pada sebuah acara di TV swasta baru-baru ini, mengatakan kerajaan Sriwijaya fiktif dan dia berani berdebat soal itu.
Pernyataan budayawan berambut putih itupun menjadi perbincangan hangat terutama di kalangan masyarakat Palembang.
Rentetan viral tentang Palembang terutama mengenai sejarahnya dalam beberapa bulan terakhir ini, dimaknai sebagai sebuah momen dari kebangkitan sejarah Sriwijaya dan Palembang.
Hal ini diungkapkan ketua Dewan Kesenian Palembang, Vebri Al Lintani ketika menggelar Diskusi Budaya Menanggapi Pernyataan Ridwan Saidi Tentang Sriwijaya Fiktif di ruang perpustakaan SMP/SMA NU jalan Jend Ahmad Yani, Plaju, Kamis (4/5/2017).
"Ada apa ini? Seolah-olah rentetan kehebohan ini menjadi momen akan kebangkitkan kembali sejarah kerajaan Sriwijaya," kata dia.
Pengamatan dia selama ini, sejarah Palembang tidak pernah diangkat dan terekspos secara luas.
Contoh kecil saja, dalam pembelajaran di sekolah-sekolah, sejarah Palembang seperti tidak ada, tidak ada yang diangkat.
Hal ini berbeda dengan sejarah dan tokoh-tokoh dari daerah lain yang diajarkan dan dengan mudah dipelajari di sekolah-sekolah.
