Seluruh Kepala Sekolah SMP di Prabumulih Pelesiran ke Hongkong
Pihaknya tidak mengetahui kepala sekolah berangkat ke Hongkong namun hanya Kepala SMAN 2 yang memberitahu melakukan studi banding ke Eropa.
Penulis: Edison |
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Sepertinya kata-kata defisit anggaran yang menerpa keuangan daerah selama ini hanya sekedar alasan pemerintah semata. Buktinya, meski ditengah 'defisit' melanda rombongan Kepala Sekolah (Kepsek) SMP dan SMA di lingkungan Pemerintaha kota Prabumulih justru pelesiran atau jalan-jalan ke luar negeri.
Berdasarkan informasi dihimpun, pelesiran ke Hongkong itu diikuti Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemkot Prabumulih, HM Rasyid SAg beserta seluruh Kepsek SMP serta Kasi yang membidangi SMP.
Belum diketahui jelas asal anggaran yang digunakan untuk menggelar kegiatan tersebut, namun pelesiran ke Hongkong itu diketahui bertajuk studi kooperatif.
"Saya tidak tahu pasti masalah itu, coba tanya Kabid membidangi saja. Saya hanya ditunjuk menggantikan sementara tugas Kadin beberapa hari kedepan, mengenai alasan dilakukannya studi kooperatif ke Hongkong itu saya tidak tahu," ungkap Sekretaris Disdikbud Pemkot Prabumulih, Kusron ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis (16/3/2017).
Begitupun ketika ditanya mengenai anggaran dari mana dan jumlahnya berapa banyak, Kusron tidak bisa memberikan komentar banyak.
"Saya benar-benar tidak tahu, jangan tanya saya ya, tanya ke bagian yang membidangi saja," kilahnya seraya engan berbicara banyak.
Sementara, salah seorang pengawas disdik Prabumulih mengatakan, pihaknya tidak mengetahui kepala sekolah berangkat ke Hongkong namun hanya Kepala SMAN 2 yang memberitahu melakukan studi banding ke Eropa.
"Kami selaku pengawas tidak mendapat pemberitahuan, kalau kepala SMAN 2 ada ke Eropa melakukan studi banding. Sebetulnya kita menilai kegiatan itu tidak terlalu penting apalagi studi banding ke luar negeri, apalagi sekarang defisit dan anak-anak mau menghadapi ujian," kata sumber itu.
Pelesiran yang dilakukan para kepala sekolah itu sendiri langsung mengundang reaksi sejumlah elemen masyarakat di kota Prabumulih.
"Kami menilai kegiatan itu hanya buang-buang uang saja. Katanya pemerintah defisit tapi kok ke luar negeri melakukan studi kooperatif, apalagi biaya sangat mahal. Kalau untuk perbandingan kenapa tidak dengan kota-kota besar di indonesia saja," ungkap Ketua Lembaga Pemantau Pembangunan dan Penyelamat Aset Daerah (LP3AD), Mulwadi kepada wartawan.
Mulwadi mengatakan, pihaknya mempertanyakan asal anggaran yang digunakan untuk kegiatan tersebut, jika uang negara tentu akan hilang percuma dan disia-siakan.
"Karena sekarang ini banyak sekolah kurang sarana prasarana, sebaiknya digunakan untuk itu. Kalau uang pribadi tentu waktunya tidak tepat, apalagi sebentar lagi para siswa akan melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tentu kepala sekolah harus membuat persiapan dan bukan jalan-jalan," katanya seraya mengatakan jika pribadi semestinya jalan-jalan dilakukan saat liburan sekolah.