Krisis Pasokan Gas PT Pusri Stop Mesin Pabrik Amoniak

Menurutnya, pasokan gas ke PT Pusri sejauh ini disuplai oleh tiga perusahaan, yakni dari Pertamina EP sebesar 183 mmscfd, Medco 45 mmscfd, dan JOB

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO
ONE STOP SERVICE - Suasana aktivitas pabrik Pusri pada malam hari dari pinggiran sungai Musi,Palembang,Senin (9/12/2013). PT Pusri mempunyai peran yang sangat strategis sebagai penyedia hara tanah untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Keberadaannya juga penting dalam peningkatan produksi dan produktivitas pertanian maupun untuk mendukung kegiatan sektor produksi lainnya.Dalam optimalisasi pupuk PT Pusri memulai revitalisasi pabrik dengan mencanangkan titik referensi Pusri IIB.TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO 

TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG,---PT Pusri Palembang tengah mengalami krisis pasokan gas, akibatnya perusahaan harus memutar strategi agar produksi pupuk tetap dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Palembang, Listyawan Adi Pratisno mengatakan, sesuai kontrak gas yang dimiliki, kebutuhan pasokan gas PT Pusri Palembang saat ini sebesar 232 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feel per day/mmscfd).

“Hanya saja, sejak pertengahan Desember tahun lalu, kami mulai mengalami penurunan suplai,” kata dia, di usai melakukan pertemuan dengan Komisi VI DPR RI.

Menurutnya, pasokan gas ke PT Pusri sejauh ini disuplai oleh tiga perusahaan, yakni dari Pertamina EP sebesar 183 mmscfd, Medco 45 mmscfd, dan JOB Pertamina Talisman (OK) Ltd sebesar 9 mmscfd.

Namun, saat ini kebutuhan yang didapat hanya sebesar 191 mmscfd, artinya ada deficit sekitar 41 mmscfd.

Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Palembang, Listyawan Adi Pratisno
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Palembang, Listyawan Adi Pratisno (tribunsumsel.com/Arief Basuki Rohekan)

“Yah, kekurangan tersebut dikarenakan ada masalah teknis di Pertamina EP. Pihak Pertamina EP menyebutkan jika penurunan jumlah pasokan dikarenakan ada masalah pada kompresor mereka, kemudian juga dikarenakan mulai menurunnya pasokan dari sumur gas,” ucapnya.

Dilanjutkan Listyawan, akibat kekurang pasokan ini perusahaan terpaksa mengambil kebijakan untuk sementara waktu mematikan satu mesin pabrik amoniak.

Hal tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan gas pabrik urea. Terlebih pabrik baru Pusri II-B saat ini sudah berjalan normal.

“Selain pabrik II-B, pasokan gas juga untuk mencukupi kebutuhan pabrik IB, III, dan IV. Meskipun cara tersebut juga belum bias membuat produksi berjalan optimal,” ucapnya.

Untuk itu, pihaknya berharap agar pihak Pertamina EP dapat segera menyelesaikan permasalah yang terjadi sehingga suplai gas dapat kembali berjalan normal sesuai dengan kontrak pembelian.

“Kalau komitmen dari Pertamina EP sendiri kondisi ini akan berlangsung sekitar tiga bulan, mereka (Pertamina EP) juga menyatakan tengah mengupayakan mendatangkan peralatan baru,” bebernya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved