Sumsel Dapat Dana Setengah Milliar US Dollar untuk Dimanfaatkan Ini
Selain itu, lanjutnya untuk menggiurkan dunia usaha karena ada kredit keuntungan yang akan diperoleh oleh petani.
Penulis: Weni Wahyuny | Editor: Hartati
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Menilai Sumatera Selatan memiliki potensi besar untuk budidaya di lahan gambut, Badan Restorasi Gambut (BRG) berani mengeluarkan dana kurang lebih 0,5 Miliar US Dollar atau 500 Juta US Dollar untuk restorasi gambut di Sumsel.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia Nazir Foead di Griya Agung Palembang, Rabu (8/2/2017).
Foead menjelaskan dana tersebut berasal dari dana hibah dan dana investasi yang diperuntukkan untuk membantu petani di dalam meningkatkan produktivitas lahan.
Selain itu, lanjutnya untuk menggiurkan dunia usaha karena ada kredit keuntungan yang akan diperoleh oleh petani.
"Saya lihat Sumsel memiliki potensi besar dengan pengalaman-pengalaman budidaya lahan, termasuk lahan gambut yang memang boleh dibudidaya," kata Foead.
Foead menjelaskan dana hibah yang diperoleh dari beberapa perusahaan besar di dunia, diantaranya dari Norwegia, Pemerintah Belanda, ada perusahaan Unilever dan lain sebagainya.
Sementara dana investasi dari Belanda, Swiss dan lain sebagainya.
Nilainya yang terkumpul sekarang, menurut Foead mencapai setengah Miliar US Dollar.
"Tahun ini sudah bisa dimulai dan memang yang sekarang dipersiapkan mereka (pemberi dana hibah dan investasi serta perbankan) harus membentuk lembaga keuangannya. Setelah lembaga keuangan terbentuk, tentu para calon debitor bisa mengajukan," ungkapnya.
Foead melanjutkan BRG fokus kepada 7 provinsi di Indonesia, termasuk Sumsel.
Namun selain 7 provinsi tersebut, bisa saja dari provinsi lain yang memiliki Program untuk membantu petani, selain itu juga harus ada unsur konservasi dan unsur produksi.
"Di Indonesia, dari 2,5 juta hektar lahan gambut yang harus kita restorasi, itu ada untuk budidaya, tergantung kondisi gambutnya. Misalnya kondisi gambutnya dekat pasang surut, itu untuk sawah bagus sekali. Tapi kalau di dalam atau bukan daerah pasang surut itu mungkin holtikultura atau tanaman kayu-kayuan yang cocok di gambut seperti Gelam, meranti dan lain sebagainya," terangnya.
Menariknya, jelas Foead dana hibah dan investasi harus digabung jadi satu amplop.
Keuntungannya karena ini digabungkan, bunga investasinya atau bunga kreditnya turun, yang tadinya bunganya 6 persen, bisa turun 4 persen karena ada dana hibah otomatis resiko investnya turun nah ini yang kita perjuangkan.
"Fokus kita ke pembudidayaan dan restorasi. Jadi, restorasi air agar tidak mudah terbakar, kelembaban tapi jangan hanya air tapi juga harus budidaya," tuturnya.
"Target kita sampai tahun 2020 dengan target dana 0,4 M US Dollar dana hibah dan 1,6 M US Dollar investasi. Jadi totalnya 2 Milliar US Dollar," timpalnya.