Flapon RSUD Sobirin Ambruk Timpa Pengujung Rumah Sakit

Tapi karena kondisinya tidak terlalu parah akhirnya para korban hanya dilakukan rawat jalan saja.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS
Karyawan RSUD Sobirin Musirawas membereskan flafon rumah sakit yang jebol. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.Com, Eko Hepronis

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS -Para pasien dan pengungunjung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Sobirin) Kabupaten Musi Rawas (Mura) yang terletak di kota Lubuklinggau mendadak panik lantaran dikejutkkan ambruknya flafon ruang tunggu ICU, Senin (10/1).

Ambruknya plafon ruang tunggu ICU yang selesai direnovasi akhir tahun 2014 tersebut, terjadi sekira pukul 06.30 WIB pagi hari saat suasana RS Sobirin mulai ramai dikunjungi keluarga pasien.

Beruntung dalam peristiwa tersebut tidak memakan ada korban jiwa.

Hanya saja berdasarkan informasi dihimpun di lapangan ambruknya plafon yang terbuat dari gypsum itu sempat menimpa beberapa orang dan harus menjalani perawatan.

Tapi karena kondisinya tidak terlalu parah akhirnya para korban hanya dilakukan rawat jalan saja.

Direktur RSUD Sobirin Kota Lubuklinggau dr Harun menyangkal saat kejadian ada korban yang mengalami luka-luka, namun ia membenarkan kalau saat peristiwa tersebut terjadi ada beberapa pengunjung rumah sakit yang kaget dan shock karena mendengar dentuman plafon yang ambruk.

"Sekira pukul 06.30 WIB, saya dapat kabar kalau plafon ruang ICU ambruk, saya langsung bergegas menuju rumah sakit, karena saya pikir, bila benar itu plafon ruang ICU, semua orang yang sedang dirawat di sana bisa mati semua,namun rupanya, ketika sampai di RS saya lihat bukan plafon ruang ICU, tapi plafon ruang tunggu ICU," ungkapnya.

Menurutnya, ambruknya plafon ruang ICU tersebut karena keadaan tempat sekitar yang lembab, sehingga membuat plafon yang terbuat dari gypsun itu menjadi rapuh.

Ditambah RSUD Sobirin dekat dengan rel perlintasan kereta api, di mana setiap kereta yang melintas selalu menimbulkan getaran.

"Kalau saya lihat konstruksi tulang-tulang penyangganya masih bagus, tidak ada yang patah, tapi karena memang ruangan itu lembab diperparah setiap kereta yang melintas menimbulkan getar, ya lama-lama karena lembab tadi akhirnya ambruk juga," ucapnya.

Untuk itu, sebagai langkah antisipasi kedepan, manajemen RSUD Sobirin tidak akan memakai gypsum lagi sebagai plafon, bahkan dr Harun berencana setiap ruangan akan diganti dengan tripleks atau fiber yang tidak membahayakan bagi para pengunjung maupun pasien.

"Kejadian ini jadi pelajaran buat kita manajemen rumah sakit, supaya tidak memakai gypsum lagi, apalagi ruangan kita sebagian ada yang lembab dan juga kita berada di perlintasan kereta api, jadi kita ambil aman sajalah dari pada bahaya," pungkasnya. (joy).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved