Gandus dan Tangga Buntung Prioritas Sosialisasi Bahaya Narkoba

Mengingat, penyalahgunaan narkoba masih sangat rentan mengancam, dan menyasar kalangan pemuda di Bumi Sriwijaya ini.

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF BASUKI ROHEKAN
Duta Narkoba Lury (tengah) didampingi Plt Dinsos Sumsel Belman Karmuda (kiri) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--Sebagai Duta Narkoba Sumsel Luri Elza Alex Noerdin menyatakan, hal yang menjadi kekhawatiran dari pesatnya perkembangan Kota Palembang, yakni tidak diikutinya bagaimana cara berpikir kaum mudanya.

Mengingat, penyalahgunaan narkoba masih sangat rentan mengancam, dan menyasar kalangan pemuda di Bumi Sriwijaya ini.

“Pembangunan Kota Palembang sudah sangat maju. Tak lama lagi kita akan menjadi tuan rumah Asian Games, dan Insya Allah MotoGP. Jadi sangat disayangkan jika para pemudanya tidak berpikir untuk maju, dan justru terseret pada penggunaan narkoba,” katanya, saat kumpul bersama sejumlah media Palembang, di cafe golf, Kamis (22/12/2016) malam.

Putri Gubernur Sumsel Alex Noerdin ini mengungkapkan, betapa mirisnya melihat data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) bahwa Provinsi Sumsel berada di posisi 21 sebagai pengguna narkoba.

Jadi, sebagai Duta Narkoba, pihaknya sudah memiliki beberapa program untuk mensosialisasikan tentang bahaya menggunakan narkoba, salah satunya ke kampus-kampus yang ada di Sumsel

“Kita juga akan menyisir semua daerah yang rawan narkoba di Sumsel ini, tapi untuk sementara fokus dulu di Palembang. Seperti beberapa kampung yang kita prioritaskan (Gandus dan Tangga Buntung) untuk menjadi kampung bersih narkoba kedepan," jelasnya.

Khusus untuk sosialisasi, jelasnya, dalam waktu dekat akan membuat kampung bersih narkoba, di kawasan 35 Ilir, Tangga Buntung, Gandus dan rumah susun. 

“Juga pada Januari 2017, kami akan me-launching Rumah Belajar Salsabila, khusus untuk anak usia 6-12 tahun, khusus bagi keluarga tak mampu, lokasinya di Jalan Hang Jebat,” ucapnya.

Ditambahkan pendiri komunitas Salsabila ini, jabatan Duta Narkoba yang disematkan kepadanya murni atas dasar keinginan sendiri. 

Meski berada dan dibesarkan dalam keluarga politik, namun semua aktivitasnya tidak diintervensi oleh keluarga.

Bahkan sang ayah, sama sekali tidak mengarahkan dirinya. Cara mandiri ini sudah dilakukannya sejak dulu, seperti saat menjadi lawyer di Jakarta.

“Melihat pesatnya pembangunan Kota Palembang, rasanya inilah waktu yang tepat untuk memberikan sesuatu untuk Palembang. Saat ini, butuh kebersamaan untuk men-syiarkan kebaikan-kebaikan untuk Sumsel. Mungkin banyak orang yang bertanya, mengapa tiba-tiba saya muncul sebagai Duta Narkoba. Tapi, mungkin juga banyak orang yang belum tahu proses bagaimana saya jatuh bangun. Tapi yang membentuk saya seperti ini karena caracter building,” urainya.

Ia juga menegaskan, dirinya peduli akan bahaya narkoba ini, sebagai bentuk kepedulian dalam bentuk kegiatan sosial.

Akan tetapi, jika ada yang mengaitkan dirinya akan maju Pilkada Palembang 2018, hal itu belum dipilirkannya

“Tidak ada tendensi politik ata apapun. Saya hanya berpikir, apa yang bisa saya perbuat untuk Palembang. Saya sosok yang independen dan tidak pernah terjun di dunia politik,” tukasnya, seraya akan menjalankannya seperti air yang mengalir jika akhirnya ia diusung maju sebagai kandidat kepala daerah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved