Kaleidoskop 2016

Januari: Fikriyatul Diperkosa Bergilir Lima Orang Sebelum Dibuang ke Kolam Bekas Galian

Korban terlebih dahulu diperkosa secara bergilir oleh paman korban, Somad (34) yang tingg­al serumah dengan korban di Jalan Tanjun­g Api-api lorong se

ISTIMEWA
Fikriyatul Faidah (12), siswi SMP Negeri 41 Kenten 

Saat itupun pelaku coba melarikan diri saat disergap.

Polisi akhirnya menghadiah timah panas saat berusaha meringkus pelaku.

"Terpaksa kita hadiahi timah panas juga agar pelaku tidak melarikan diri," tambahnya.

Menurut keterangan pelaku Somad (paman korban), setelah dirinya minta hantarkan korban ke TKP, disana telah menunggu empat rekannya Toni, Ru, Rinto dan Ai.

Korban lalu dibawa ke gubuk kosong, disanalah korban dipukul hingga pingsan lalu digilir oleh para tersangka.

Dihadapan petugas Somad mengaku pertama kali memukul keponakannya itu.

Lalu kemudian Toni ikut memukul dengan menggunakan benda tumpul hingga pingsan.

Sedangkan ketiga pelaku lainnya Ru, Rinto dan Ai ikut memegangi korban agar tidak berteriak.

"Setelah itu dia pingsan barulah kami gilir. Toni pertama kali garap dia (korban), kemudian Ru giliran kedua."

"Sedangkan aku giliran kegita garap dia, setelah itu baru rinto dan terakhir Ai," ujar Somad tanpa ada penyesalan setelah membunuh dan memerkosa keponakannya sendiri.

Sementara Ai bocah bawah umur yang ikut menjadi pelaku membenarkan bahwa dia kebagian memperkosa korban.

Lalu setelah itu memakaikan kembali celana korban sebelum di buang ke kolam bekas galian.

"Waktu itu dia (korban) masih bergerak saat diperkosa secara bergilir."

"Setelah giliran saya pun dia masih begerak, barulah usai perkosa lalu saya kenakan lagi celananya sebelum dibuang," jelas bocah berumur 13 tahun tersebut.

Utang dan Dendam Somad Terhadap Keluarga Fikriyatul Faidah

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved