Banjir Datang Sekolah di Musirawas Diliburkan

Karena kata Tamim, sayang apabila di liburkan, anak-anak akan ketinggalan pelajaran, apalagi setiap mata pelajaran punya targetan.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS
Banjir Desa Sembatu Jaya sekolah diliburkan 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.Com, Eko Hepronis

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS -- Keadaan desa Sembatu Jaya Kecamatan BTS Ulu Cecar yang dikepung bencana banjir turut berdampak pada aktivitas belajar mengajar.

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sembatu Jaya terpaksa harus diliburkan.

Terhitung semenjak banjir mulai memasuki desa Sembatu Jaya empat hari lalu aktivitas belajar mengajar sudah diliburkan .

Libur oleh pihak sekolah karena jalan menuju sekolah sudah dikepung banjir.

Meski pun kondisi sekolah tidak ikut terendam.

"Kalau liburnya sudah sejak pertama kali air masuk desa, karena semua jalan menuju sekolah tergenang, dan tak bisa di lalui. Jadi seluruh siswa tanpa ada pemberitahuan pun sudah diliburkan oleh pihak sekolah,"ungkap Kades Sembatu Jaya Syamsul Bahri pada Tribunsumsel.Com, Jumat (18/11/2016).

Ditambahkan Syamsul, saat ini luapan air yang melanda desanya makin meluas.

Beberapa tempat yang kemarin tidak terendam banjir hari ini mulai ikut terendam.

Namun untuk pemukiman masih sama seperti kemarin sekitar 200 rumah dan 230 Kepala Keluarga (KK).

Sedangkan untuk lahan pertanian seperti sawah kebun karet 100 hektare.

"Banjir yang terjadi saat ini merupakan banjir yang ke lima kalinya dalam setahun terakhir, karena luapan sungai Pering dan Sungai Sembatu yang bermuara ke Sungai Semanggus. Jadi walaupun belum ada instruksi murid-murid SD sudah meliburkan diri dengan sendirinya," ungkapnya.

Sementara Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Mura (Disdik) Tamin Pabli menyampaikan bencana banjir yang terjadi di Desa Sembatu Jaya merupakan bencana banjir tahunan.

Untuk sekolah dasar yang ada di sana tanpa di suruh biasanya mereka sudah meliburkan diri dengan sendirinya.

"Daerah Sembatu Jaya BTS Ulu Cecar, Muara Kelingi dan Muara Lakitan merupakan daerah rawan banjir. Semua aktivitas belajar mengajar di sana ketika banjir tiba dan kondisinya makin tinggi anak-anak di liburkan tanpa di komandoi. Guru-gurunya juga sudah tahu," terangnya.

kabid pendidikan Musirawas
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Mura (Disdik) Tamin Pabli

Tamim mengungkapkan, banjir yang sering terjadi di tiga wilayah tersebut merupakan banjir musiman.

Dari zaman nenek moyang mereka dahulu di sana sudah banjir.

Bahkan mereka tidak merasa aneh lagi kalau terjadi banjir seperti sekarang ini.

"Banjir yang terjadi di tempat kita ini tidak terjadi berminggu-minggu dua tiga hari sudah surut lagi. Artinya bisa dikatakan banjir sudah jadi rutinitas," terangnya.

Kendati ia menilai, harusnya bila akses jalan saja yang banjir sedangkan sekolah tidak banjir. Aktivitas belajar mengajar tidak perlu diliburkan.

Karena kata Tamim, sayang apabila di liburkan, anak-anak akan ketinggalan pelajaran, apalagi setiap mata pelajaran punya targetan.

"Kalau masih bisa proses belajar mengajar untuk apa diliburkan, orang tua juga harus aktif, bila hanya jalan yang terendam orang tua harus cari perahu untuk mengantar anaknya. Sayang kalau libur sekolah terus," kata dia.

Untuk itu ia berharap kepada masing-masing guru yang mengajar di daerah yang rawan terkena banjir.

Kalau masih bisa dilakukan aktivitas belajar mengajar sebisa mungkin jangan diliburkan.

Lain halnya bila kondisinya tidak memungkinkan dan parah baru diliburkan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved