Tidak Dengar Masinis Bunyikan Klakson, Erma Meregang Nyawa Saat Ingin Pergi Mandi

Erma pun harus mengalami luka berat dibagian kepala, luka robek di paha kanan, serta luka ringan disekejur tubuhnya.

TRIBUNSUMSEL.COM/SLAMET TEGUH RAHAYU
Anggota polisi dari Polsek Kertapati saat melakukan olah TKP 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Slamet Teguh Rahayu

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pagi itu, tak ada firasat buruk yang dirasakan Baharudin (55), warga Jalan Abi Kusno CS Kecamatan Kertapati ini saat istrinya yang bernama Ermawati (53) keluar dari rumahnya.

Saat itu, Erma keluar dari rumah, karena hendak mandi ke sungai yang berjarak sekitar 200 meter dari kediamannya, Kamis (29/9/2016)‎.

Namun, itu merupakan saat terakhir Baharudin bertemu dengan istrinya tercinta.

Karena usai saat itu, Erma harus tewas, usai tersambar kereta api batu bara dari arah Indralaya menuju ke PT Bau Kertapati yang melintas di kawasan tersebut.

Karena kejadian tersebut, Erma sempat terpental sejauh 20 meter.

Ermapun harus mengalami luka berat dibagian kepala, luka robek di paha kanan, serta luka ringan disekejur tubuhnya.

Namun, akibat luka yang cukup parah tersebut, membuat Erma akhirnya meninggal di lokasi kejadian.

"Setiap pagi istri saya ini memang mandi di sungai, dan menyebrang rel kereta api. Saat menyebrang rel itulah, ia tersambar kereta," ungkapnya.

Baharudinpun menceritakan, selama ini memang istrinya sedikit mengalami gangguan pendengaran.

Sehingga saat kereta api tersebut membunyikan klakson, tidak terdengar oleh istrinya.

"Jadi saat itu istri saya langsung terserempet dan terpental. Jenazahnya langsung di makamkan di pemakaman di kampung pak. Tidak ada firasat apa-apa sebelum kejadian," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved