Pusri Jalin Kontrak Gas Dengan Conoco Phillips
Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku utama pembuatan pupuk urea, Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang Mulyono Prawiro menandatan
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku utama pembuatan pupuk urea, Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang Mulyono Prawiro menandatangani kontrak perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan ConocoPhillips (Grissik) Ltd.
Menurut Manager Humas PT Pusri Palembang Sulfa Ganie, PT Pusri mendapat kontrak gas sebesar 70 juta kaki kubik gas bumi per hari (MMSCFD) untuk jangka waktu lima tahun, mulai tahun 2019 - 2023.
Penandatanganan dilakukan, pada acara pembukaan Pameran dan Konvensi Asosiasi Perusahaan Migas Indonesia (Indonesian Petroleum Association / IPA) ke 40 Tahun 2016 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dirut Pusri dan President Director ConocoPhillips (Grissik) Ltd Erec S. Isaacson menandatangani kontrak PJBG dihadapan Menteri ESDM Sudirman Said. Dalam kesempatan tersebut turut hadir Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat dan Direktur Investasi & Pengembangan Gusrizal, serta Direktur Teknik & Pengembangan PT Pusri Listyawan Adi Pratisto.
Total konsumsi gas bumi yang dibutuhkan PT Pusri untuk menjalankan 4 pabrik adalah sebesar 242 MMSCFD. Dengan ditandatanginya kontrak baru ini merupakan nafas baru bagi kelangsungan perusahaan.
Industri pupuk merupakan salah satu industri startegis untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Untuk itu, keberlangsungannya patut dijaga khususnya dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku gas alam.
Saat ini Pusri tengah menyelesaikan proyek pembanguan Pabrik Pusri-IIB, yang memiliki teknologi ramah lingkungan. Pabrik baru ini selain menerapkan teknologi baru juga dapat menghemat bahan baku gas, yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMbtu per ton amonia dan 21,18 MMbtu per ton urea.
Dibandingkan dengan Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMbtu per ton amonia dan 36,05 MMbtu per ton urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMbtu per ton urea.
Pusri-IIB, memiliki kapasitas produksi urea sebesar 907.500 ton/tahun, dan amonia sebesar 660.000 ton/tahun. Pabrik ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2016.
Bertambahnya jumlah produksi Pusri, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pupuk urea bersubsidi di tanah air demi mewujudkan cita-cita Indonesia berdaulat pangan.