Banyak Lulusan Pendidikan Tinggi yang Sulit Dapat Pekerjaan, Ini Dia Alasannya
"Kondisi ini mengisyaratkan, pendidikan tinggi belum merupakan jaminan untuk dapat diterima di pasar kerja, baik karena adanya gap kompetensi maupun k
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie
TRIBUNSUMSEL.COM, SEMARANG - Besarnya angka lulusan atau tenaga kerja berpendidikan tinggi di Indonesia ternyata belum didukung dengan kompetensi untuk masuk ke pasar kerja.
Hal ini diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri dalam sambutannya yang dibacakan Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, Kemenakertrans, Khairul Anwar, dalam acara di Kampus UIN Walisongo, Semarang Rabu (27/4/2016).
"Kondisi ini mengisyaratkan, pendidikan tinggi belum merupakan jaminan untuk dapat diterima di pasar kerja, baik karena adanya gap kompetensi maupun ketidaksesuaian dengan kebutuhan pasar kerja."
Menurut Hanif, setiap perguruan tinggi perlu melakukan pembenahan terhadap program studi dan kurikulum untuk menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan kemampuan atau kompetensi, apalagi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Konteks ketenagakerjaan, yang harus kita lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja yang berdaya saing dan kompeten. Dan penyiapannya berorientasi kepada kebutuhan," ujarnya.
"Penyiapan tenaga kerja oleh perguruan tinggi yang berorientasi kepada kebutuhan diarahkan bukan saja membekali mahasiswa dengan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi semata, akan tetapi sarat dengan nilai-nilai dan jati diri bangsa."