Hari Kartini 2016

Misteri Kematian Kartini, 'Apa Benar Dia Dibunuh?'

penulis buku 'Kartini, Sebuah Biografi', mengungkapkan bahwa ada dugaan Kartini meninggal karena ada permainan jahat dari Belanda.

Kompas.com
RA Kartini 

Ravesteyn, yang sedang berkunjung ke rumah lain, cepat-cepat datang kembali.

Perubahan kondisi itu terjadi begitu mendadak dan tidak wajar.

Setengah jam kemudian, dokter tidak bisa menolong nyawa pemikir wanita Indonesia yang pertama ini.

Kartini akhirnya meninggal dunia dalam usia 25 tahun.

Desas-desus pun berkembang setelah peristiwa tersebut.

Banyak pihak yang mengatakan Kartini telah diracun.

Permainan jahat dari Belanda ingin agar Kartini bungkam dari pemikiran-pemikiran majunya yang ternyata berwawasan kebangsaan.

Tapi, meski banyak desas-desus negatif tentang kematian Kartini, Sutiyoso Condronegoro, keponakan dari Kartini, mengatakan bahwa keluarga menerima dengan ikhlas meninggalnya Kartini.

Keluarga menganggap kematian Kartini murni karena dia berjuang untuk melahirkan anaknya.

Keluarga pun tidak mengusut lagi tentang penyebab kematian Kartini, sehingga dugaan pembunuhan itu tetap menjadi misteri.

Namun ada pendapat yang berbeda yang dinyatakan oleh para dokter modern di era sekarang.

Para dokter berpendapat Kartini meninggal karena mengalami Preeklampsia.

Preeklampsia adalah kondisi dimana ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi dan kelebihan kadar protein dalam urine.

Tekanan darah normal manusia sekitar 120/80 mmHg, sedangkan ibu hamil dengan Preeklampsia tekanan darahnya bisa mencapai di atas 130/90 mmHg.

Kondisi tersebut memang sangat berbahaya untuk ibu hamil dan bisa mengakibatkan kematian.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved