Jembatan Tayan Penghubung Kalbar dan Kalteng Mampu Bertahan 100 Tahun

Menjadi satu prioritas agenda pembangunan dari pinggiran yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia.

Editor: M. Syah Beni
Tribun Pontianak/ Anesh Viduka
Jembatan Tayan merupakan bagian dari Jalan Trans Kalimantan poros Selatan yang menghubungkan beberapa Kabupaten di Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PONTIANAK - Jembatan Tayan merupakan bagian dari Jalan Trans Kalimantan poros Selatan yang menghubungkan beberapa Kabupaten di Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah.

Proyek pembangunan Jembatan Pak Kasih di Tayan, dimulai sejak tahun 2011 yang merupakan satu diantara pendukung infrastruktur jalan dan jembatan di Kalimantan, khususnya jalur Trans Kalimantan, termasuk perbatasan Indonesia - Malaysia.

Menjadi satu prioritas agenda pembangunan dari pinggiran yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia.

Menteri PU dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono memaparkan, jembatan Pak Kasih yang diresmikan tersebut memiliki panjang 1.650 meter, yang terdiri dari dua bentang, yakni Jembatan I sepanjang 430 meter kemudian Jembatan II sepanjang 1.220 meter.

Dengan total biaya konstruksi sebesar Rp 1,028 Triliun, selain pembangunan jembatan tersebut, juga dibangun jalan akses dengan total panjang 3,72 kilometer, terdiri dari jalan akses utara sepanjang 0,9 kilometer, jalan Pulau sepanjang 0,32 kilometer serta jalan akses selatan sepanjang 2,5 kilometer.

"Jembatan Tayan ini, merupakan jembatan terpanjang di Pulau Kalimantan. Yang diharapkan, dapat meningkatkan konektivitas, menghemat waktu dan biaya penyeberangan, sehingga dapat memberi manfaat langsung untuk masyarakat, pengusaha dan industri di sekitarnya," jelas Menteri Basuki

Lanjutnya, jembatan tersebut juga termasuk jembatan khusus non standar, yang dirancang mampu bertahan hingga 100 tahun. Minimal dengan perawatan yang diatur oleh standar yang berlaku.

"Jembatan ini memiliki 11,5 meter, dengan tinggi bebas jembatan sekitar 13 meter dari permukaan air banjir. Tinggi ini didapatkan berdasarkan perhitungan terhadap air pasang dan surut, sehingga tidak mengganggu lalulintas air. Karena Sungai Kapuas merupakan salah satu nadi transportasi masyarakat Kalimantan Barat," sambung Basuki

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved