Oknum Perawat Tantang Pasien

Diberi Salep Oleh Perawat Rumah Sakit, ini yang Terjadi Pada Rere Diandra

kita bertahan di ruangan ini dengan obat luar. Hanya infus dan tempat tidur saja dari rumah sakit

Penulis: Edison | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL/ EDISON
Rere Diandra sebelum dan sesudah diberi salep oleh oknum perawat di RSUD Prabumulih 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH- Kondisi Rere Diandra (1) belum menunjukkan kondisi membaik.

Luka bakar di wajahnya tampak begitu jelas.

Raut wajahnya terus meringis.

Menahan sakit dan pedih akibat luka tersebut.

Rere merupakan bocah yang dirawat di RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, karena terkena air teh panas.

Namun, bukannya membaik sejak dirawat di sana luka Rere semakin parah.

Perawat RSUD Prabumulih mengakui ada kesalahan pemberian obat salep.

Meski begitu tidak ada tindakan lain yang dilakukan perawat tersebut.

"Salepnya salah," ujar perawat seperti dituturkan Rohma Janur (19) ibu Rere

Tindakan perawat RSUD juga dipertanyakan keluarga Rere karena mengelupasi kulit yang luka tersebut.

Padahal luka masih basah.

Alih-alih mendapatkan jawaban yang baik, Rohma malah ditantang perawat tersebut.

Jika merasa tidak puas dengan pelayanan rumah sakit silahkan lapor ke Wali Kota Prabumulih, Ridho Yahya.

"Masih untung kamu dirawat, jangan banyak protes. Silahkan lapor Walikota, kamu atau kami nanti yang menang," kata Rohma mempraktekkan ucapan oknum perawat itu.

Jawaban perawat itu membuat Rohma terdiam.

"Kami ini miskin, kami akan memberi apa saja demi anak tapi jangan diperlakukan kami begini. Perawat dan dokter itu harusnya memiliki kemanusiaan," ratabnya sedih.

Luka Rere yang sebelumnya sudah kering kini melepuh lagi bahkan lebih lebar dari sebelumnya.

Tidak selesai di sana saja, perlakuan oknum perawat RSUD Prabumulih semakin menjadi-jadi.

Ketika dirinya melapor jika infus di tangan anaknya tersendat, oknum perawat malah menjawab jarum di tangan anaknya bengkok dan luruskan sendiri.

"Jarum bengkok lalu karena tidak bisa meluruskan di luruskan mereka, jarum tidak diganti tapi malah di bengkok-bengkokkan. Selain itu, setelah kita tanya kenapa salep membuat luka anak saya makin parah mereka menjawab salepnya salah, tapi tidak memberikan yang baru. Kami bingung sekali," tuturnya dengan mata berkaca.

Sejak dibertakan dan istri walikota datang, mereka (perawat-red) makin ketus dan seperti tidak mau menangani. Kami takut nanti kami meminta tolong justru main dilayani tidak baik atau diberi obat salah," ungkap Nuraini, nenek Rere yang merupakan warga Jalan Sungai Rotan Kecamatan Cambai kota Prabumulih itu.

Kisah Rere ini meluas hingga ke luar rumah sakit, istri Wali Kota Prabumulih Hj Suryanti Ngesti Rahayu Ridho bahkan mengunjungi Rere.

Ia berpesan ke pihak rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang baik.

Namun pesan istri Wali Kota tidak diatanggapi rumah sakit.

Dipantau di rumah sakit, Sabtu (12/3/2016), Nenek Rere, Nuraini mengatakan, saat ini pihak keluarga terpaksa membeli obat luar dan tidak meminta banyak ke para perawat lantaran takut terjadi hal-hal tidak diinginkan.

"Kita sudah mau pulang tapi kemarin ditahan ibu walikota dan belum diperbolehkan medis, makanya kita bertahan di ruangan ini dengan obat luar. Hanya infus dan tempat tidur saja dari rumah sakit, karena obat resep dokter tidak kita pakai lagi," ujarnya

Meski telah dikunjungi istri orang nomor satu di kota Prabumulih tidak membuat para perawat meningkatkan pelayanan maupun memprioritaskan penanganan terhadap anak dari pertama pasangan Merdian dan Rohma Janur tersebut.

Parahnya, para perawat yang hampir seluruh menggunakan masker di ruangan tempat Rere dirawat terkesan benci dan kesal untuk melayani pasien-pasien khususnya terhadap balita malang itu serta keluarga.

"Setelah kemarin didatangi wartawan dan ibu walikota tidak ada penanganan dari pihak medis, kita malahan terkesan dicueki," ungkap Nuraini

Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Prabumulih, dr Rusmini MKes mengaku akan segera menyelidiki kejadian dialami pasien itu.

"Kedepan kita akan melakukan pendekatan dengan tenaga medis untuk meningkatkan kedisiplinan dan pelayanan, pembinaan akan dilakukan sistem kadirisasi dimana perawat lama akan menurunkan ilmu ke perawat baru cara pelayanan baik," ujarnya.

Rusmini menuturkan, jika memang keluhan pasien itu benar, maka pihaknya akan memindak tegas perawat yang memperlakukan tidak baik itu. "Pasti akan kita tindak jika memang benar, akan segera kita tindaklanjuti," tegasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved