Enjoy GMT Palembang

Takbir dan Air Mata Iringi Detik-detik Gerhana Matahari Total, Berikut Foto-fotonya

Gema takbir berkumandang di Jembatan Ampera dan pelataran BKB. Bahkan sampai ada yang menangis.

Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL/ MA FAJRIE
Proses Gerhana Matahari Total di Langit Kota Palembang, Rabu (9/3/2016) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Fenomena alam gerhana matahari total, Rabu (9/3) pukul 07.21, sungguh membuat takjub.

Suasana pagi di Palembang berubah jadi gelap seperti malam.

Gema takbir berkumandang di Jembatan Ampera dan pelataran BKB. Bahkan sampai ada yang menangis.

Puluhan ribu warga membaur bersama wisatawan lokal dan mancanegara memandangi langit dengan takjub tanpa menggunakan kacamata.

Mereka melihat sekeliling jembatan. Tak terkecuali Gubernur Sumsel H Alex Noerdin yang mengamati sekitar sembari tersenyum melihat warga tampak takjub melihat langit yang harusnya cerah berubah menjadi gelap.

Sekitar 1 menit 52 detik dalam gelap, perlahan matahari muncul. Tim peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) menginstruksikan warga untuk kembali menggunakan kacamata gerhana.

Secara bersamaan warga pun mengenakan kacamata dan melihat ke arah matahari. Sementara warga yang tak punya kacamata mengalihkan pandangan dari langit.

Sayangnya penampakan gerhana matahari total itu tak sempurna diamati dari Ampera karena terhalang awan.

Warga dan turis asing banyak yang merasa kecewa. Sebagian mereka menyesalkan uap air warna abu-abu yang mengepul keluar dari cerobong pabrik PT Pusri. Warga sempat melihat bentuk cincin berlian ketika hampir seluruh matahari hilang di balik bulan.

Tim Lapan yang melakukan pengamatan di Ampera menggunakan peralatan teleskop hanya dapat melihat lima kali proses sampai terjadi gerhana total.

SELENGKAPNYA BACA DI EDISI CETAK TRIBUN SUMSEL

EDISI KAMIS (10/3/2016)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved