Catatan Harian PSK Kalijodo: 'Ya Allah, Aku Sudah Tidak Kuat'
"Ya... Allah aku udah gak betah hidup yang ku jalani. Ya Allah bimbinglah aku ke jalan yang benar. Ya Allah... Aku ingin jadi orang yang baik di mata
Ia menulis bahwa ia terjerumus ke dunia gelap karena salah pergaulan.
"Via anak malam. Via gadis lugu yang salah pergaulan. Via anak yang baik tapi salah pergaulan."
"Loh tuh lugu, tapi loh sayang. Lugu loh cuma dimanfaatin orang. Loh tuh sebenarnya anak baik tapi loh salah pergaulan."
Tank dan telanjang
Kawasan prostitusi Kalijodo kini mulai sepi. Pekerja seks komersial (PSK) yang menghuni kawasan di Jakarta Utara itu kabur setelah ada rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berniat menggusur Kalijodo.
Namun, mereka bukan tanpa perlawanan. Dalam catatan Tribunnews.com, setidaknya PSK Kalijodo dua kali menebar ancaman.
Ancaman pertama muncul sejak pertama kali Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berniat menggusur Kalijodo.
Adalah Mimi (21), seorang PSK Kalijodo mengeluarkan ancaman itu.
Menurut dia, Ahok tidak akan mampu menertibkan kawasan Kalijodo.
"Idiiih.., berani ke sini dia (Ahok)? Awas Mas, bahaya. Cowok-cowoknya sangar-sangar. Banyak kejadian kriminal di sini, Mas. Sekelas Ahok mah ya, sama orang di sini, aduuh... kagak bisa," kata Mimi, Rabu (10/2/2016), seperti dikutip warta kota.
Bahkan PSK itu mengatakan Ahok harus pakai tank kalau mau gusur Kalijodo.
"Kecuali Ahok ngancurinnya pakai tank, bisa kali. Ha-ha-ha! Datang saja sini kalau berani. Duh, saya sih serem lihatnya kalau beneran warga di sini ngamuk-ngamuk. Saya saranin, hati-hati," kata Mimi, saat duduk di depan sebuah klub tempat dia bekerja.
Ancaman kedua diutarakan oleh kuasa hukum warga Kalijodo, Razman Arif Nasution.
Dia mengungkapkan 1.000 Pekerja Seks Komersial (PSK) Kalijodo akan melawan dengan cara yang berbeda, bila penertiban akan tetap dilakukan di kawasan itu.
"Kalau terjadi penggusuran, PSK urat malunya sudah tutup. Mereka bisa saja telanjang 1.000 orang," ujar Razman saat audiensi bersama dua pimpinan DPRD DKI, Mohamad Taufik dan Abraham 'Lulung' Lunggana di lantai 9 gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Jumat (19/2/2016).