"Bapak Tolong Saya Dirampok, Sekarang Di Rumah Sakit"

Nyawa Oktaprianto sendiri tidak bisa diselamatkan, setelah kehabisan darah ketika menjalani operasi tim medis di RS AR Bunda Prabumulih.

Penulis: Edison |
TRIBUNSUMSEL.COM/EDISON
Lilis Suryani ketika memeluk Oktaprianto yang tewas setelah menjalani operasi tim medis disaksikan dua orang tua dan mertua serta anaknya yang masih berusia 8 bulan di RS AR Bunda, Kamis (11/2/2016) sekitar 21.16. Oktapianto tewas digorok dua begal di kawasan Jalan Relly tepat di depan TVRI Kelurahan Prabujaya Kecamatan Prabumulih Timur Prabumulih. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH  - "Bapak tolong saya, saya dirampok. Saya sekarang di Rumah Sakit". Demikian bunyi pesan singkat yang dikirim berkali-kali oleh Oktaprianto (24), korban perampokan sekaligus pembunuhan oleh kawanan begal motor ke orang tuanya ketika meminta bantuan.

Namun upaya minta tolong Oktaprianto yang merupakan warga Jalan Bima Taman Baka Kelurahan Wonosari Kecamatan Prabumulih Utara kota Prabumulih itu, tidak membuahkan hasil lantaran HP sang ayah tidak aktif.

Mirisnya, korban yang meninggalkan anak berusia 8 bulan dan istri Lilis Suryani (23) itu, bahkan sempat berjalan sepanjang sekitar 50 meter meminta pertolongan warga dengan tangan kanan memegang luka gorok. Korban yang tidak dapat berbicara bahkan diduga sempat menggoyang-goyang pagar rumah beberapa warga untuk meminta bantuan.

Namun cuaca yang hujan dan kawasan lokasi kejadian yang sepi membuat korban tak kunjung mendapat bantuan, korban selanjutnya berjalan 50 meter mencari pertolongan hingga akhirnya terkapar di pinggir jalan rumah warga dan ditolong pengendara yang melintas.

Korban Oktaprianto sendiri tewas mengenaskan setelah digorok begal motor di kawasan Jalan Relly tepatnya di depan tower TVRI Kelurahan Prabujaya Kecamatan Prabumulih Timur Prabumulih, Kamis (11/2) sekitar pukul 18.30.

Tidak hanya membunuh korban yang berprofesi sebagai tukang ojek itu, begal yang diperkirakan dua orang itu juga merampas dan membawa kabur motor Mio J berplat nomor BG 6451 CK warna putih milik ayah korban yang dibawanya.

Korban yang dibawa warga sempat memberi isyarat jika pelaku yang menggorok dirinya dua orang, dimana satu orang menggunakan senjata api dan satu menggunakan senjata tajam.

Nyawa Oktaprianto sendiri tidak bisa diselamatkan, setelah kehabisan darah ketika menjalani operasi tim medis di RS AR Bunda Prabumulih.

Kematian Oktaprianto sendiri sangat mengharukan, lantaran istri korban Lilis Suryani yang membawa anaknya histeris dan jatuh pingsan mengetahui sang suami meninggal dunia. Begitupun sang anak yang masih berusia 8 bulan, tampak ikut menjerit menangis ketika sang ibu terjatuh pingsan.

"Dia (Oktaprianto-red) sehari-hari ngojek tapi hanya dari pukul 06.00 sampai pukul 13.00 saja, sore dan malam tidak keluar rumah kalau tidak penting atau main futsal. Tadi saat keluar dia tidak berpamitan mau kemana, dia pakai motor ayah mertua, tau-tau ada kabar digorok dan sudah di rumah sakit," ujar istri korban Lilis Suryani ketika dibincangi sebelum korban menghebuskan nafas terakhir.

Lilis menuturkan, suaminya termasuk lelaki pendiam dan tidak banyak ulah, disebabkan tidak pernah keluar rumah jika tidak ada perluan mendesak. "Dia teliti dalam pilih penumpang, selain itu hanya sampai siang saja dan malam atau sore tidak ngojek. Baru dua malam ini kami menginap di rumah mertua, biasanya di rumah orang tua saya. Mengapa jadi begini, ayah jangan tinggalkan kami," beber Lilis bercucuran air mata.

Sementara, satu diantara warga di lokasi digoroknya korban oleh begal ketika dibincangi menuturkan, pihaknya sama sekali tidak mengetahui ada kejadian begal motor tak jauh dari rumahnya.

"Memang saat itu hujan dan ada yang menggoyang-goyang pagar tapi sebentar namun tidak ada suara, setelah kita lihat tidak ada lagi. Kemungkinan itu korban minta tolong, kita tahu kejadian setelah polisi usai kejadian menggedor pintu," beber warga itu.

Kapolres Prabumulih, AKBP Arief Adiharsa SIK MTCP melalui Kasatreskrim, AKP Bagus Adi Suranto SIK mengungkapkan, sementara ini pihaknya terus menggali orang-orang yang dicurigai melakukan tindak pidana pencurian dengan kekerasan terhadap Oktapirnato itu.

"Sejauh ini kita belum bisa pastikan motif pelaku melakukan pencurian dengan kekerasan hingga Oktaprianto meninggal dunia, ada dugaan pelaku kenal korban sehingga menghabisi korban dengan menggorok leher," ujarnya.

Kasat Reskrim mengatakan, dari petunjuk yang diberikan korban sebelum meninggal di RS AR Bunda, jika pelaku yang melakukan pencurian dengan kekerasan itu berjumlah dua orang. "Satu pelaku pakai senpi dan satu pelaku menggunakan senjata tajam pisau," tegasnya seraya mengatakan pihaknya terus memburu pelaku.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved