BI Fokus Dorong Pelaku UMKM

“Untuk Sumsel, besaranya disesuaikan dengan masing-masing bank yang dipercaya menjadi penyalur KUR tersebut,” ucapnya.

TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF B ROHEKAN
Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sumsel, Juli Budi Winatya 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Bank Indonesia (BI) berkomitmen, untuk fokus mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumatera Selatan (Sumsel), agar dapat tumbuh lebih baik kedepan.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sumsel, Juli Budi Winatya. Ia mengatakan, saat ini Indonesia sudah masuk dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Maka dari itu, Indonesia dan Sumsel pada khususnya sebagai bagian dari komunitas Asean harus berusaha mempersiapkan kualitas diri, dan meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan negara anggota Asean lainya.

“Bank Indonesia ingin agar wirausahawan local, khususnya Sumsel memiliki kesiapan yang cukup, dalam mengahadapi pasar bebas ini,” katanya, disela-sela Seminar Wirausaha dengan tema “ Bangkit dan Menang di Tahun 2016 yang diselenggaran di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Rabu (3/1).

Menurutnya, salah satu yang selama ini menjadi permasalah bagi wirausahawan khusunya di sector Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah permodalan. Nah, di tahun ini pemerintah telah mengucurkan dana sekitar Rp 100 triliun se-Indonesia untuk disalurkan dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Untuk Sumsel, besaranya disesuaikan dengan masing-masing bank yang dipercaya menjadi penyalur KUR tersebut,” ucapnya.

Kemudian, selain dari program KUR sendiri, biasanya sector setai perbankan juga memiliki program pembiayaan UMKM lainya.

“Dari BI sendiri ada kebijakan kepada setiap perbankan agar dapat mencapai target penyaluran minimal UMKM yang telah ditetapkan,” ujarnya, seraya pada tahun 2016 ini besaran target sekitar 15 persen dan terus berlanjut, hingga mencapai 20 persen di tahun 2018 mendatang.

Dilanjutkan Juli, dalam hal ini peran perbankan dalam menumbuhkan UMKM cukup besar. Karena salah satu program dari BI adalah financial inclusion, dimana akses keuangan itu dapat menyentuh masyarakat yang belum mendapatkan jasa perbangkan.

“Kalau perbankan tidak menyuport maka siapa lagi yang bias diharapkan,” ungkapnya.

Semua upaya yang dilakukan ini, terang Juli sebagai langkah mendorong tumbuhnya ekonomi yang inklusif. Artinya bukan untuk ekslusif dan dapat dirasakan langsung ke masyarakat di semua sektor khususnya menengah ke bawah.

“Kontribusi ekonomi kreatif dalam menyokong pertumbuhan ekonomi juga cukup berpengaruh,” jelasnya.

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, penyaluran kredit UMKM yang tercatat di Bank Indoesia tahun 2015 sekitar 32,26 persen atau Rp 19,73 triliun dari total kredit Rp 61,17 triliun.

“Jumlah tersebut sudah cukup baik, dan tahun ini diprediksi akan meningkat terlebih dengan tambahan program KUR dari pemerintah,”tukasnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved