Golkar Dukung Pemerintah, Ical Akhirnya Takluk dengan Realitas Politik

"Golkar meninggalkan KMP, berbelok dan berputar sedikit karena adanya angin kencang yang menerjang kapal pinisi Golkar. Pada akhirnya ARB menyerah dan

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Ketua Umum Partai Golkar (PG) Versi Munas Bali Aburizal Bakrie usai bertemu dengan Presiden Joko widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/1/2016). Secara berurutan presiden juga menerima Ketua Umum PG Versi Munas Ancol Agung Laksono. Kedua pertemuan itu untuk mencari solusi konflik di tubuh PG. 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie menyatakan dukungannya kepada pemerintah. Hal itu dikatakan Ical dalam pidato pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta.

"Golkar meninggalkan KMP, berbelok dan berputar sedikit karena adanya angin kencang yang menerjang kapal pinisi Golkar. Pada akhirnya ARB menyerah dan ditaklukkan oleh sebuah realitas dan konstelasi politik," kata pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago melalui pesan singkat, Minggu (24/1/2016).

Pangi mengungkapkan faktor politik dan kekuasaan sangat dominan, kekuasaan politik masih berada di atas supremasi hukum pada akhirnya tinggal menunggu waktu Ical meletakkan jabatan Ketua Umum Golkar. Ia mengakui dalam sejarah perjalanan Golkar memang tidak pernah berada di luar kekuasaan.

"Pertanyaan retorisnya mengapa dari awal ARB (Aburizal Bakrie) terlihat ngotot berada di luar kekuasaan? ARB dari awal sudah sesat politik, semestinya dari awal mendukung pemerintah, maka posisi ARB tentu aman dan tidak akan digoyang, kita sangat yakin tidak akan ada munas Ancol, Kemenkumham tidak akan mengantung pengesahan munas Bali kalau posisi golkar mendukung pemerintah," ungkapnya.

Menurut Pangi, Ical memainkan gaya politik tegang-tegang kendor dan sikap politik kontraproduktif. Di satu sisi Ical mengatakan bahwa konflik internal sedang berjalan, fakta menyatakan bahwa kemenangan munas Bali sudah di depan mata, proses hukum memang belum tuntas dan masih menunggu putusan Mahkamah Agung dan disahkan segera oleh Menkumham.

Namun di sisi lain, ARB mendukung segera diselenggarakannya Munaslub sembari membangun konsolidasi politik. "Akankah ARB benar-benar akan patuh dan loyal pada hasil putusan Munaslub? Bagaimana kalau kemudian putusan Munaslub tidak memilih lagi ARB ketua umum Partai Golkar sementara pada waktu bersamaan Mahkamah Agung mengesahkan munas Bali yang sah," tuturnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved