Jokowi Merasa Sulit Menjelaskan ke Publik jika Kebakaran Hutan Masih Terjadi Tahun Ini
"Oleh sebab itu, tahun ini tidak mau kita seperti itu. Kuncinya pencegahan, early warning, dan deteksi. Hilangkan ego sektoral," kata Jokowi.
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pencegahan kebakaran hutan dan lahan harus dilakukan optimal pada tahun 2016.
Ia tidak ingin peristiwa kebakaran hutan dan bencana asap yang terjadi tahun 2015 terulang lagi.
"Tahun 2015 memberikan pelajaran kepada kita semua betapa kita pontang panting, jungkir balik karena api yang sudah membesar dan berada di semua daerah, di semua lokasi," kata Jokowi dalam rapat koordinasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Istana Negara, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Jokowi mengatakan, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut memberi dampak yang cukup serius.
Selain korban terinfeksi penyakit saluran pernapasan, angka pertumbuhan ekonomi juga terkoreksi 0,2 persen.
"Oleh sebab itu, tahun ini tidak mau kita seperti itu. Kuncinya pencegahan, early warning, dan deteksi. Hilangkan ego sektoral," kata Jokowi.
Respons dunia internasional, kata Jokowi, juga sangat menyoroti bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia.
Namun pada tahun lalu, kata Jokowi, dunia internasional masih memahami kesulitan Indonesia dalam menangani bencana asap karena panjangnya dampak El Nino.
"Tahun 2015, kita masih bisa menjelaskan. Tapi kalau tahun ini kita ulang lagi, sudah sangat sulit untuk menjelaskannya," pungkas Jokowi.
Rakornas pencegahan kebakaran hutan dan lahan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri-menteri terkait.
Selain itu, hadir juga kepala daerah dan jajaran TNI serta Polri dari daerah yang terkena atau rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan.
